Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Aku Presiden RI Episode 28 –“Audisi Cinta”

26 Desember 2009   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hhhhh... Bagaimana ini?? Gerutuku dalam hati. Aku harus mengubah wajahku agar tetap dalam kondisi tenang dan bijak.

"Apa rencanamu jika lamaranmu kuterima..? Tentang kebersamaan.. tentang keluarga.. tentang anak.. ?" tanyaku.

**

Natalia kembali tersenyum.

"Anda keliru jika menanyakan itu kepada saya. Saya tahu pertanyaan itu bisa Anda jawab sendiri. Anda sebenarnya mempunyai konsep yang matang, cara dan strategi yang jitu, dan kebijaksanaan. Bagi saya, saya hanya akan mengimbangi konsep yang sedang Anda jalankan. Saya akan menjadi timbangan. Saya akan mengkritik yang menurut saya tidak baik, dan saya akan mendukung bagi konsep yang rasional dan baik. Saya akan berdiri sama tegak dengan Anda pada suatu saat, dan saya juga bisa bersimpuh di depan Anda di saat yang lain. Bahkan, pada saat-saat tertentu.. saya bisa berdiri di belakang Anda.. bahkan di depan Anda. Kebersamaan di dalam rumah tangga membutuhkan kerja sama, dan perjalanan hidup berumah tangga harus selalu dibina.." jawab Natalia.

Waduuh.. pusing tujuh keliling.. Apapun yang diucapkannya.. seperti menyihir hatiku. Ia cerdas dan intelek. Dan dia cantik. Tapi.. ia akan menamparku jika aku berani-berani macam-macam kepadanya.


Ia bukanlah wanita liberal, dan ia bukanlah wanita yang konservatif. Ia mempunyai kelas tersendiri. Entah apa namanya..

Ia meminta izin untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum meninggalkan audisi ini.

"Saya yakin.. laki-laki memang ditakdirkan untuk bisa melangkah lebih lebar dan berlari lebih jauh. Tapi saya juga yakin.. bahwa hanya akan ada satu wanita saja yang sanggup mengisi hatinya.." kalimat Natalia terakhir itu.. sungguh-sungguh indah.. bagi wanita semacam dirinya.

**

Aku memanggil para penghuni istana, para staf ahli dan beberapa menteri. Termasuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Menteri Agama. Juga unsur dari Majelis Pertimbangan Partai. Mereka harus memberikan pertimbangan-pertimbangan kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun