Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia dalam MEA, Sudah Sesuai Jalur?

19 April 2018   08:14 Diperbarui: 19 April 2018   17:34 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus bekerja keras untuk mendorong peningkatan kualitas SDM kearah penguasaan 3-C itu (Concepts, competence dan connections). Hal ini bisa dilakukan sesegara mungkin melalui lembaga pendidikan baik formal, non formal maupun informal. Bahkan harus menjadi gerakan nasional yang dikendalikan oleh Meneteri Pendidikan baik Pendidikan dasar dan menengah dan terutama pendidikan tinggi dan lembaga riset. 

Anggaran 20% dari APBN  setiap tahun untuk bidang pendidikan sesungguhnya lebih dari cukup untuk mendorong peningkatan kualitas SDM Indonesia menjadi profesional. Memperbanyak jumlah penduduk yang terdidik dan profesional akan menjadi salah satu terobosan untuk menjadi negera unggul dalam kawasan MEA.

Harus diakui bahwa kelemahan utama pelaksanaan program pendidikan selama ini adalah dipengawasan dan pengendalian, baik pengawasan pelaksanaan operasionalnya maupun pengawasand alam konteks pengendalian, sehingga anggaran yang sangat besar itu seperti mubazir dan sia-sia bahkan menjadi lahan korupsi bagi para penjabat maupun pelaksana dilapangan.

  • Sense of belonging : mencintai produk bangsa sendiri.

Indonesia menjadi pasar yang luar biasa besar bagi MAE. Bahkan 45 juta oerang kelas menengah Indonesia juga menjadi pasar yang signifikan bagi produk dan jasa yang ada.  Apabila orang Indonesia "doyan" dengan produk luar maka akan menjadi penghalang besar untuk menjadi unggul bagi Indonesia.  

Sudah saatnya pemerintah harus mendorong semangat untuk lebih mencintai produk dan jasa dalam negeri daripada produk luar negeri. Sudah saatnya masyarakat Indonesia belajar dari Negara lain seperti Korea Selatan yang sangat mencintai produk dalam negeri mereka. Bila masyarakat Indonesia melakukan hal yang sama, paling tidak captive market bagi Indonesia akan mendorong produktifitas yang sehat bagi pertumbuhan ekonomi dan bisnis Indonesia.

Rasa memeilik atau sense of belonging ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk melakukannnya. Sebab, ini menyangkut budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Apabila Indonesia mau menjadi negara unggul dikawasan MEA, maka program program mencintai produk sendiri harus dan harus dilakukan.

  • Revitalisasi UMKM : basis kesejahteraan rakyat.


Data menunjukkan bahwa 97% pelaku ekonomi di Indonesia adalah UMKM, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Sementara kontribusi UMKM pada pendpatan nasional hanya sebesar 57%. Sementara, sisanya adalah dikuasai oleh perusahaan yang berskala besar dan multinasional.

Fakta diatas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada UMKM. Sehingga apabila UMKM bertumbuh dengan baik maka dipastikan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dengan baik. Namun, ironis memang, karena perhatian pemerintah terhadap perkembangan UMKM ini sangat lambat, walaupun peran UMKM dalam banyak hal sangat banyak. Oleh karena itu, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan UMKM ini lebih tinggi lagi. 

Dengan MEA akan menjadi peluang yang sangat besar bagi UMKM bersaing dengan produk-produk luar negeri, serta bisa belajar peningkatan kualitas dari produk saingannya. Yang dibutuhkan adalah pemerintah memfasilitas agar ada connections dengan market yang lebih di kawasan MEA ini. Perlu wadah yang representative agar pengusaha UMKM mampu meingkatkan daya saingnya dikawasan persaingan yang akan ada.

  • Infrastruktur Ekonomi : Prasyarat pertumbuhan ekonomi dan bisnis.

Intinya adalah bagaimana agar potensi ekonomi yang ada diseluruh Indonesia dapat dikelola dengan optimal dan mampu menembus pasar kawasan MAE. Syarat utama yang dibutuhkan adalah tersedianya infrastruktur ekonomi yang mampu mendorong kegiatan bsinis dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signfikan. Infrastruktur ekonomi harus mampu memberikan akses jalan transportasi seluas-luasnya bagi setiap wilayah Indonesia khususnya pusat-pusat ekonomi rakyat, perbaikan dan pengembagan jalur teknologi -- informasi -- dan komunikasi, perbaikan dan pengembangan bidang energi listrik.

Contoh terobosan infrastruktur ini telah dimulai dikerjakan oleh pemerintah sejak dua tahun terakhir ini. Antara lain pembangunan "Tol Laut" sebanyak 6 jalur ke seluruh Indonesia, khususnya yang berorientasi wilayah timur Indinesia, pembangunan berbagai jalur kerata api di luar jawa, perbaikan puluhn pelabuhan laut dan bandara serta pembukaan akses besar-besaran diwilyah perbatasan dan pulau pulau terluar Indonesia. Hasil terobosan infrastruktur ini akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi di sektir riil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun