"Kamu akan bisa melakukannya nanti. Mungkin kamu dikejar perasaan berdosa karena kita tak terikat pernikahan."Â
    "Mungkin saja begitu," gumamnya sendu.
Sprei putih yang semula rapi membalut spring bed kusut masai tapi tubuh keduanya bisa merasakan lembutnya kain sprei itu. Sejuknya pendingin ruangan perlahan menyerap tetes-tetes keringat yang melumuri tubuh telanjang kedua makhluk berbeda jenis itu. Makhluk beradab yang kehilangan etika melupakan norma dan ajaran agama. Namun di depan publik menjelma menjadi sosok berkharisma yang selalu mengelak dari dosa.
    "Maafkan aku Lisa."
   "Kenapa lagi?"
   "Aku selalu mengecewakanmu."
   "Hmm.. sudahlah. Kita mencobanya lagi nanti."
   "Benar?"
  "Ya. Mungkin ini terakhir kalinya kita bisa melakukannya."
  "Kenapa?"
   "Kamu akan meninggalkan aku," Khalisa berkata dengan nada sedih.