Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Terberat Menuju Kecamatan Simbuang (Bagian 3)

28 Maret 2024   08:27 Diperbarui: 30 Maret 2024   08:29 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu titik pendakian di kampung Sa'dan menuju Simbuang. Sumber: dok. pribadi

Sungai Masuppu' merupakan titik pertengahan dalam perjalanan menuju Kecamatan Simbuang. Jembatan satu-satunya yang membentang di atas sungai sepanjang kurang lebih 50-60 meter sekaligus menjadi titik perhentian bagi mereka yang melintas. 

Seperti yang sudah saya tuliskan pada artikel sebelumnya, di ujung jembatan Masuppu' saya melihat seorang pemuda berambut gondrong sedang memandang ke arah selatan sungai. Suasana mulai gelap sedikit menyamarkan wajah pria tersebut. 

Saya tak sempat memberhentikan motor dan menyapanya. Klakson motor saya bunyikan dua kali sebagai kode. Ia sedikit menoleh dengan senyum misterius. Pikiran saya langsung tertuju pada kendaraan yang kemungkinan ada di sekitar jembatan terparkir. Tidak ada satupun. Hingga radius 100 meter dari sungai, tak ada satupun kendaraan. Lalu, siapakah pria tersebut?

Pikiran aneh saya buang jauh-jauh. Mungkin saja pengendara motor yang berpapasan dengan saya sebelum jembatan Masuppu' adalah rekannya. Entahlah... Intinya pikiran mistis mesti saya singkirkan. 

Kembali ke perjalanan saya di tengah hujan rintik-rintik. Jalan dengan kontur tanah kombinasi bebatuan dan bekas rabat beton yang didiminasi oleh bebatuan. Jalur kampung Sa'dan hanya landai setelah sungai Masuppu'. Satu tanjakan tanah dan berbatu langsung menyambut. Siraman hujan lebat sedikit membantu akses jalan "nyaman" dilewati. Oleh karena hujan lebat, bebatuan lebih mendominasi jalan. Kedua kaki lebih banyak saya turunkan untuk membantu keseimbangan.

Sebuah mobil 4x4 Strada warna putih melaju pelan dari arah depan. Meliuk-liuk menembus kubangan lumpur dan mencari celah di antara sisa rabat beton. Kami saling berbalas klakson. Dampak dari lewatnya mobil ini, membuat jalur mulai becek dan licin. Kubangan lumpur berair sering saya temui. Jalan tanah yang dulunya mulus seperti aspal, mulai mengeluarkan peringatan. Ban trail bagian belakang sepertinya tak terlalu cocok dengan kondisi jalan, khususnya pada jalan lurus. Motor meliuk menerabas jalan berlumpur. 

Sempat terjatuh di tanjakan Sa'dan. Sumber: dok. pribadi
Sempat terjatuh di tanjakan Sa'dan. Sumber: dok. pribadi

Di jalur kampung Sa'dan ini, saya selalu mewanti-wanti satu tanjakan menikung berupa tanah, bebatuan dan ujungnya bekas rabat beton yang curam. Panjang tanjakan ini lebih dari 100 meter. Pada perjalanan sebelumnya saya sudah dua kali terjatuh di tanjakan ini. Bekas luka di tangan karena tersengat rumput atau serangga misterius masih membekas di tangan kanan saya. Jalur ban motor ada di sebelah kanan. Bagian tengah jalan lebih menyerupai sungai kecil dan parit. 

Benar saja, meskipun saya sudah sangat konsentrasi mendaki tanjakan tersebut, sekitar 30 meter menjelang puncak tanjakan, motor slip. Kaki yang tak mampu menjangkau pijakan mengakibatkan motor terjatuh ke sebalah kanan. Tubuh saya tertindih motor di tanjakan. Istilah motor trail ahlinya di jalan berbatu, berlumpur dan tanjakan akhirnya " jatuh bermartabat" berlaku bagi saya. 

Nafas berat dan tersengal. Cukup rumit membuat motor berdiri kembali di tanjakan. Mau minta tolong, tak ada tanda-tanda orang melintas. Kawasan jalur ini hanya bukit batu, sabana dan sesekali dihiasi tumbuhan jati. Langit cerah sisa petang sedikit menghibur saya. 15 menit saya berusaha untuk tenang dan akhrinya motor bisa berdiri. Persoalan baru muncul, mesin motor enggan berbunyi lagi. Mungkin karena ketika terjatuh mesin hidup dan gigi 1 motor aktif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun