Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jalan Berliku Menuju Kecamatan Simbuang

18 Maret 2024   14:16 Diperbarui: 20 Maret 2024   15:36 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecamatan Simbuang, jauh tersembunyi di balik pegunungan. Sumber: dokumentasi pribadi. 

Kecamatan Simbuang yang jauh di pelosok sisi barat Kabupaten Tana Toraja tak henti-hentinya memberikan cerita bagi setiap orang yang pernah ke sana. Apakah sekali atau sudah berkali-kali menjejakkan kaki di wilayah Simbuang. 

Status terpencil masih melekat untuk warga Kecamatan Simbuang. Sehingga seringkali ketika bertemu warga lokal di tengah perjalanan dari Simbuang menuju Makale (ibu kota kabupaten Tana Toraja), mereka akan mengatakan, "La male kan tama Toraya." 

Ungkapan ini berarti kami akan pergi ke Toraja. Padahal secara administratif, Simbuang adalah wilayah Tana Toraja. Ungkapan ini telah membudaya disampaikan warga Simbuang mengingat kondisi akses jalan yang ekstrim, terpencil, dan seringkali terisolasi dari dunia luar. 

Saya kembali menjejakkan kaki ke Kecamatan Simbuang dalam rangka Pendampingan Individu 5 Pendidikan Guru Penggerak. Kamis sore sekitar pukul 16.30 wita saya memulai perjalanan dengan mengendarai sepeda motor jenis trail. 

Durasi perjalanan ke Simbuang berkisar antara 3-5 jam dalam kondisi jalan kering. Bertambah 8 sampai 12 jam jika di musim hujan dan bahkan harus mengubah rute lewat Kabupaten Enrekang, Pinrang dan Mamasa jika terjadi longsor. Untuk memangkas waktu tempuh selama satu jam, saya kembali memilih jalur lewat PLTA Malea Energy. 

Setelah melewati jalur berdebu di sepanjang jalur milik PLTA, saya menyeberang dari Kecamatan Makale Selatan menuju Kecamatan Bonggakaradeng melewati sebuah jembatan gantung. Berkendara motor dan melintas di atas jembatan gantung yang bergoyang dengan aliran deras sungai Sa'dan di bawahnya sangat menguji adrenalin. Ada perasaan takut seketika ketika melintas dan memandang sungai lebar di bawah. 

Memasuki jalur Kecamatan Bonggakaradeng, sebagian besar jalan telah diaspal. Bahkan jalan satu-satunya ke Simbuang yang melewati Lembang Poton dan Mappa' telah diaspal.

Sekitar sebulan yang lalu proyek Inpres Jalan Kabupaten berhasil mengaspal kurang lebih 4 kilometer jalan. Pengaspalan ini turut membantu mobilitas warga setempat dan mendukung pula akses transportasi dari dan menuju Simbuang. 

Di kampung Mappa', jalan aspal yang baru hanya beberapa ratus meter. Sisanya masih jalan rabat beton dan tanah. Pemandangan di sekitar Poton dan Mappa' adalah penghibur mata menuju Simbuang.

Dusun Sandangan selalu menarik mata untuk menikmati perkampungan tradisional di sana. Di pertengahan kampung Poton hingga dusun Sandangan, jaringan telepon dan internet belum tersedia. Jadi, perjalanan benar-benar dibuat fokus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun