Mohon tunggu...
YoumiSr
YoumiSr Mohon Tunggu... -

I like writing what come to my mind 💻

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kampung Kramat

24 Januari 2019   21:34 Diperbarui: 24 Januari 2019   22:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi suara Mila bikin jantung gue dag dig dug, gimana kaga dag dig dug, jam tiga pagi, janda muda bahenol nyuruh gue masuk ke dalam kamarnya. Gue kembali nelen ludah.

"Gak apa-apa emang Mil?"

Gue masih basa-basi dulu, padahal jantung gue bunyinya lagi kaga karuan, kembali gue ngintip di balik pintu, betis Mila semakin terlihat jelas, kakinya yang jenjang putih mulus bikin gue.. Ah gue normalkan, begitu bisik gue dalam hati.

"Buruan Bang, keburu pagi ntar!"

Suara Mila terdengar menantang gue, gue kaga lama mikir, langsung masuk ke kamar Mila, kamarnya gelap sekarang, mungkin Mila sengaja matiin lampunya.

"Iya Mil, abang masuk ya?"

Gue langsung rebahan di kasur kamar Mila, gue belai rambut Mila terlebih dahulu, tiba-tiba tercium bau menyengat.

"Mil, bau apa ya? Kok gak enak banget?"

Gue mendekatkan badan gue ke Mila, berusaha mendekap Mila, kali aja dia ketakutan gue ngomong begitu. Seketika Mila berbalik badannya ke gue.

"Bau amis Bang, bau darah saya, kepala saya hampir putuskan!"

Seketika badan gue terasa kaku, gue melihat dengan jelas meski kamar Mila remang-remang, tapi wajah Mila berubah jadi Mpok Saodah. Mukanya pucet, matanya mendelik. Gue mau teriak tapi seakan kerongkongan gue tercekik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun