"Ah, oke. Sebenarnya sih tadi kalau kau tidak datang aku juga tidak akan mempersulit gadis ini kok."
Aku mengambil bill dari tangan si pelayan pria, melihat total bayarannya, mengeluarkan dompetku dan membayarnya.
"Sisanya untukmu."
"Kamsahamnida, Lee Donghae-ssi," ucap si pelayan pria sambil menundukkan kepalanya.
Aku tersenyum. Setelah itu pandanganku teralih pada Xili. Tampangnya kebingungan, memandangku dan memandang Hangeng hyong bergantian. Aku tersenyum sekali lagi.
"Ah ya, kebetulan sekali bisa ketemu kau disini, Xili. Seoul terlalu kecil rupanya. Hyong, ini Huang Xili, untuk beberapa alasan tertentu sekarang dia tinggal di apartemen kami, dia dari Guangzhou; dan Xili, ini Hangeng, koki sekaligus pemilik restoran ini."
Rasanya perkenalanku sudah cukup jelas, tapi Xili masih memasang tampang bingung, kali ini memandangi Hangeng hyong. Hangeng hyong sudah menjulurkan tangannya.
"Kau... pemilik restoran ini?" Tanya Xili kebingungan.
"Iya. Sekali lagi perkenalan kalau begitu. Aku Hangeng," ujar Hangeng hyung, tangannya masih terjulur.
"Tapi... katamu tadi kau koki utama."
"Koki sekaligus pemilik sih."