Mohon tunggu...
Saepul Solihin
Saepul Solihin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pandeglang-Banten

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Novel "Pulang" Karya Leila S. Chudori

1 April 2015   10:22 Diperbarui: 14 Agustus 2022   01:47 5099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

ANALISIS UNSUR NOVEL

Analisis singkat novel ini melingkupi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam konten novel “Pulang” karya Leila S. Chudori.

Unsur intrisnsik yang dapat penulis amati adalah sebagai berikut:

a. Tema. Tema novel ini mengenai politik yang merujuk pada tragedi berdaerah 1965 yang dikenal dengan G30 S PKI dan runtuhnya rezim Orde Baru 1998.

b. Amanat. Mengajarkan sejarah masa lalu yang harus dihargai dan dijadikan sebagai kritikan buat Pemerintah Indonesia. Tokoh utama Dimas Suryo mengajarkan bagaimana menentukan pilihan dalam hidupnya sebagai suatu anugerah yang harus diperjuangkan. Persahabatan, pengorbanan dan kesucian cinta adalah gambaran amanat dari kisah tersebut.

c. Plot/Alur. Plot/Alur cerita yang digunakan adalah maju mundur dengan melalui flash back. Kita bisa melihat dari konflik yang disajikan Leila S. Chudori yang menyajikan berupa pembuktian melalui surat nyata dan penokohan yang begitu mendalam.

d. Penokohan. Penulis menggambarkan masing-masing tokoh dengan karakter yang menggelitik namun kuat. Kita bisa melihat karakter tersebut di paparan cerita dibawah ini.

e. Penokohan. Leila memberikan masing-masing tokoh karakter yang kuat, misalnya Dimas dikisahkan sebagai Ekalaya dalam tokoh pewayangan, seseorang yang memandang lurus kehidupan, alumni Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia yang bekerja sebagai wartawan di Kantor Berita Nusantara. 

Kemudian, Hananto dikarakterkan sebagai seorang pimpinan, sahabat dan sekaligus lawan diskusi Dimas. Surti sebagi perempuan cantik jelita yang tanggung jawab ditengah perburuan berdarah suaminya, Hananto. 

Nugroho Dewantoro, asal Jogja yang lebih senior namun berprinsip egaliter dalam kelompok, yang digambarkan sebagai sosok paling ceria, optimis dan kerap menjadi motor penyemangat saat mereka dirundung keputusasaan dalam masa pelarian. 

Kemudian ada tokoh Risjaf, berasal dari Sumatera dengan perawakan tubuh ideal dan berwajah tampan yang digambarkan sebagai sosok paling lugu dan penurut. Lalu ada Tjai Sin Soe, seorang tokoh Tiong Hoa yang paling apolitis dari semuanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun