Aku tidak pernah benar-benar selesai menuliskanmu.
Tiap bait hanya serpihan,
Ada yang selalu tertinggal di antara jeda dan jeda.
Seperti hujan yang enggan reda di kota yang kehilangan arah.
Namanya bukan sekadar bunyi,
Ada ruang sunyi yang ditinggalkannya tanpa pamit.
Malam pun turut merunduk ketika aku menyebutnya dalam hati.
Aku hanya ingin ia tahu, bahwa diamku adalah bentuk paling dalam dari cinta.
Nafasku tertinggal di sela kata
Aku lelah berpura-pura biasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!