Mohon tunggu...
MEDIA WACANA PERS ZUJ
MEDIA WACANA PERS ZUJ Mohon Tunggu... Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Syari'ah

Wacana Pers ZUJ PMII Rayon Syari'ah merupakan platform jurnalistik mahasiswa yang mengedepankan penyebaran informasi kritis, inspiratif, dan edukatif seputar dinamika kampus, sosial, dan keagamaan. Sebagai wadah bagi kader PMII Rayon Syari'ah, Wacana Pers hadir untuk memperkuat tradisi literasi serta mengawal gerakan intelektual yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan kebangsaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Elegi Yang Tak Pernah Pergi

7 Juli 2025   03:10 Diperbarui: 7 Juli 2025   03:10 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aransemen lagu ini, baik yang orisinal maupun versi terbarunya, membawa suasana yang sama: hening, syahdu, dan nyaris doa. Musik petik di versi 1980 membungkus lagu seperti kabut pagi yang enggan pergi. Sedangkan versi terbaru, dengan sentuhan produksi yang lebih matang, tetap setia menjaga ruang sunyi itu menjadi ruang di mana pendengar bisa menangis tanpa merasa sendiri.

Dan mungkin itu sebabnya lagu ini tak pernah benar-benar pergi. Karena kehilangan dan harapan adalah dua sisi dari hidup yang selalu hadir. Karena tidak semua luka bisa dijelaskan, tapi bisa dipahami. Dan Ebiet, dengan lirik-liriknya, selalu seperti duduk di sebelah kita, tidak menghakimi, hanya menemani.

Aku menulis ini sambil menatap jendela. Pagi belum datang. Tapi aku percaya, sebagaimana Ebiet percaya, bahwa esok bisa membawa sesuatu. Mungkin seikat kembang merah. Mungkin hanya angin pagi yang lewat sebentar. Tapi harapan itu cukup.

Sekali lagi aku katakan, bahwa lagu "Elegi Esok Pagi" bukan sekadar karya musik. Ia adalah teman, pengingat, dan kadang, semacam pelukan sunyi dari masa lalu. Sebab, dalam setiap liriknya, aku menemukan cermin. Dan dalam cermin itu, aku melihat diriku-yang pernah kehilangan, yang masih merindu, dan yang tetap menanti pagi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun