Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Indikasi Ancaman Masa Depan Negara dari Dalam

2 Mei 2023   11:26 Diperbarui: 2 Mei 2023   12:08 23985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi singkatnya, Lexa langsung terjun ke lapangan agar berguna bagi banyak orang, cie cie cie, katanya gak idealis, ternyata idealis juga. Bodoh ah.. biarlah anjing menggonggong sana.  

Ya emang benar, I tell you something true about my life. Lexa terjun di dua dunia yang berbeda, disatu sisi sebagai aktivis dan pemerhati sosial dan di sisi lain berperan langsung membantu pemerintah dari dalam walaupun serasa sebagai pesuruh. Eits bukan penyesalan ini, tapi cari pengalaman.

Lexa sebenarnya sukanya "cari ribut" di kolom komentar kata si abang, berdebad dengan siapa saja khususnya di tulisan yang yang menggoda untuk menguji daya nalar penulisnya, atau tulisan yang jadi perdebatan para penulis kompasiana. Tapi itu duulu. Kira-kira 10 hingga 11 tahun lalu kali ya, waduh serasa udah tua Lexa.

Nah setelah vakum menulis sekian lama, tapi lucunya beda kasusnya sama si "abang". Vakum menulis karena "kecelakaan:" kebodohannya sendiri ha ha ha, jangan marah bang kalo ngebaca statement ini.

Dia terpaksa Vakum menulis karena masalah politik yang secara gak langsung memaksa dia harus teken kontrak untuk gak boleh nulis di media apapun, apalagi mengkritisi pemerintah yang didukungnya. Padahal itu karakternya.

Saat itu Lexa ketawa aja, (maklumlah si abang ini rada-rada he he he gualak)  so jadi mikir aja kok ada model macam beginian ya. Serasa Soeharto masih berkuasa, sedangkan kita lagi nikmatin  masa reformasi yang memberikan kebebasan bagi rakyatnya untuk berekspresi atau mengeluarkan pendapat di depan umum, sejauh gak ngelanggar hukum.  Ya... udah lah bang, siapa suruh ikutan politik praktis, kena batu kau... hi hi hi...


Kejam gak dunia bang? Saat abang sengsara karena gak bisa menyalurkan hobi, bahkan sakit pula. Teman-teman abang malah melejit bagai roket, dengan cara halal maupun gak halal. Menurut Lexa, lebih banyak mudaratnya,  
Mending pemungut sampah daripada teman-temanmu dan tokoh idola mu itu yang abang banggakan. Brengsek semua. Bayak mudarat-nya,  Ngantongin uang lendir rakyat.

Mau bukti Bang? Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia mengalami penurunan. Pada 2022, skor CPI Indonesia merosot menjadi 34 dari 2021 yang mencapai skor 38. IPK atau CPI ini dihitung oleh Transparency International dengan skala 0-100, yaitu 0 artinya paling korup, sedangkan 100 berarti paling bersih.

Ntuh buktinya, padahal Presidennya terlihat anggun dan sopan, lengket sama rakyat, Tapi dimanfaatin sama cukong dan pembantu-pembantunya alias para menteri. Udah itung belum kawan Mas Jokowi yang masuk penjara lantaran makan "uang lendir"?

Pemerintah ini, memperkuat praktek Oligarki yaitu  bentuk struktur kekuasaan di mana kekuasaan berada di tangan segelintir orang. Orang-orang ini mungkin atau mungkin gak dibedakan oleh satu atau beberapa karakteristik, seperti bangsawan, ketenaran, kekayaan, pendidikan, atau kontrol perusahaan, agama, politik, atau militer. Mau jadi apa bangsa ini?

Kalo mau comot data BPS, banyak dan dari sumber lain. Ternyata ada yang berbeda dengan kenyataannya di lapangan.
Lexa balik dulu soal Oligarki neh, apa abang gak sadar, Presiden yang imut dan sedehana itu, tapi belum terlalu berpengalaman dalam dunia politik. Kalau bisnis ya, oleh karena itu, sekalipun negarawan dan dicintai rakyat karena latar belakang karakter yang membentuknya baik pengalaman hidup maupun sebagai orang jawa, sebenarnya beliau adalah pebisnis dan menguasai dunia ini secara piawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun