Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Indikasi Ancaman Masa Depan Negara dari Dalam

2 Mei 2023   11:26 Diperbarui: 2 Mei 2023   12:08 23985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap warga negara diminta untuk membuat keputusan secermat mungkin, menggunakan hati nurani  untuk memilih mereka dalam konteks pemilu memang agak sulit dan berantakan untuk bangsa kita jika diawali dengan cara mendesak mereka di ruang terbuka.

Jika kita ingin membuat keputusan sebaik mungkin, kita lebih membutuhkan akurasi dan keadilan daripada kesopanan dari media kita. Ketajaman fisik dan mental seseorang adalah faktor pemungutan suara yang valid. Apakah itu persoalan usia yang tidak boleh dibatasi karena melanggar HAM? Mungkin juga. Namun, apakah pantas memberikan peluang bagi mereka kepada bagi rakyat yang yang harus memilih pemimpin di dunia yang mengingini pemimpin yang terbaik?  

Jika pada hari-hari pencalonan partai keluar maka kita harus membuat beberapa keputusan yang sangat terbuka, walaupun gak nyaman, dan kita akan membutuhkan pelaporan yang sangat terbuka pula, juga merupakan hal yang sangat gak nyaman untuk dipenuhi. tugas kewarganegaraan kita.

Selain kandidat yang memenuhi persyaratan usia minimum yang sah untuk dan menurut penilaian pemilih tepat, sebenarnya gak boleh ada penyebutan masalah usia kandidat oleh pers atau lawan kecuali kandidat itu sendiri yang mempersoalkannya. Sama seperti kondisi medis terdakwa pidana gak dapat dikejar di pengadilan kecuali terdakwa mengungkitnya, usia perlu dilindungi untuk mulai menghilangkan persoalan usia dari percakapan kita. Tapi semua akan dinamis, hal ini harus dikemukakan sebagai wacana dan diimplementasi agar generasi penerus bangsa ini, sudah dipersiapkan secara dini.

Ada Banyak dari mereka yang ngercokin! Tapi ada pula segelintir patriot dan i'm sure that is exception for Prabowo, even though he is retired and really stubborn. That's Principle. Not stubborn I pray that Prabowo can understand and become the president with the best choice.

Sehingga, gak berlebihan, I don't care either, tapi jika merujuk pada apa yang dikemukakan KPU pada awal tahun ini, dimana Kalau kita lihat proporsinya antara usia 15 tahun yang mungkin nanti menjadi pemilih pemula (berusia 17 tahun) pada saat 2024 sampai dengan usia 39 tahun hingga 40 tahun, itu proporsinya sekitar 53 sampai 55 persen atau 107 juta, hampir 107-108 juta dari total jumlah pemilih di Indonesia. Sehingga jika diakumulasi, maka Pemilu 2024 Didominasi Pemilih Muda Berusia 17-40 Tahun.
Inilah kesempatan bagi pemilih berusia 17-40 tahun harus dapat menentukan pemimpin yang tepat. Atau You Have to Do Something Through this Election by Disposing of Election Garbage, Traumatizers and Criminals of this Country. 


You have to carry out a mass movement in the context of change so that this country will remain victorious for all time. Even if you have to postpone the election

If it's considered a provocation. Please judge for yourself. But please think clearly. You have a conscience
Enjoy reading and watching political plays on media and social media. They are all currently looking for the stage of power in order to earn money and secure their business. Very expensive political costs in Indonesia You must take note of that! How do they try to return their current sacrifice, even if they want to be a beggar but behind the scenes.

Thank You So Much My Dear Brother to Posting my Opinion.  I'm really sorry, because if I write this article it wil be like garbage. Because you have quite a lot of readers  Agar dapat dibaca banyak orang, karena pengikut saya sedikit. Semoga berguna dan menjadi perenungan kita semua.


God Bless Indonesia !!


-Lexa-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun