Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhirnya ke Way Kambas: Serunya Bertemu Gajah, Catatan tentang Informasi dan Konservasi

15 September 2025   10:09 Diperbarui: 15 September 2025   10:09 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sudah lama mendengar tentang Taman Nasional Way Kambas, baru kali ini saya dan keluarga benar-benar bisa sempat datang. Ada banyak alasan kenapa kunjungan ini tertunda, padahal lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami.

Akhirnya, pada Minggu, 14 September 2025, perjalanan pertama kami ke Way Kambas pun terealisasi. Rasanya menyenangkan, penuh kejutan, sekaligus memberi refleksi mendalam, meski ada beberapa catatan kecil terutama soal minimnya papan informasi di lapangan.

Agenda Perjalanan: Bukan Sekadar Wisata

Kunjungan kali ini terasa spesial karena membawa banyak tujuan sekaligus:

  1. Rencana lama yang tertunda - sudah sejak lama kami ingin berkunjung, baru kali ini bisa benar-benar terwujud.
  2. Tugas sekolah anak-anak - mereka mendapat tugas tentang keanekaragaman hayati, dan Way Kambas adalah tempat belajar yang nyata.
  3. Kebutuhan menulis - saya sekalian mengumpulkan data untuk mengikuti Animal Global Writing Competition bertema Speak for the Species, yang fokus pada satwa karismatik Indonesia: orangutan, gajah, atau harimau. Dengan datang langsung, tulisan saya akan lebih otentik.
  4. Quality time keluarga - momen berharga untuk menikmati alam bersama.
  5. Mengenal Nisa - bayi gajah yang viral karena kelucuannya. Anak-anak saya sudah lama ingin bertemu dengannya.

Perjalanan Menuju Way Kambas

Untuk mencapai Way Kambas dari Bandar Lampung, kami berangkat sekitar pukul 07.30 pagi. Jarak yang ditempuh kurang lebih 85 km dengan rute melalui Tol Kota Baru, keluar di Gerbang Tol Lematang, lalu dilanjutkan melewati jalan arteri. Perjalanan relatif lancar, memakan waktu sekitar dua jam hingga akhirnya kami tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB. 

Sepanjang perjalanan kami juga mengandalkan bantuan Google Maps agar tidak tersasar, mengingat beberapa titik jalan arteri belum terlalu familiar bagi kami.

Salah satu hal yang membuat Way Kambas menarik untuk dikunjungi adalah harga tiketnya yang relatif terjangkau untuk pengalaman wisata alam sekaligus edukasi. Berikut rincian harga yang berlaku saat kunjungan saya:

  • Tiket masuk: Rp30.000 per orang
  • Parkir: Rp10.000
  • Shuttle ke Savana: Rp20.000 per orang (sekitar 15 menit perjalanan, kapasitas hingga 15 orang)
  • Jeep Adventure: Rp400.000 per jam (kapasitas maksimal 4 orang)
  • Tiket masuk area gajah: Rp20.000 per orang (bisa sepuasnya berinteraksi dan memberi makan gajah)
  • Makanan gajah: Rp10.000 per porsi

Dengan biaya yang cukup bersahabat, pengunjung sudah bisa merasakan pengalaman lengkap: dari menikmati savana, menjelajah dengan jeep, hingga berinteraksi langsung dengan gajah-gajah di bawah pengawasan pawang.

Di dalam, tersedia kantin dan gazebo dengan harga cukup ramah di kantong. Jadi, meski membawa bekal lebih praktis, pengunjung juga bisa membeli makanan di lokasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun