Mohon tunggu...
Fery Mulyana
Fery Mulyana Mohon Tunggu... Administrasi - Entrepreneur

Posibilis - Non Delusional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Cinta Dua Hati (1)

22 Juli 2019   18:02 Diperbarui: 25 Juli 2019   08:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photographed By: Fery Mulyana

"aku menerima kamu apa adanya" sambung kris dengan tatapan kosong, seraya menundukkan dan mengarahkannya wajahnya ke sosok suci yang masih bersujud di kakinya.

Suci tertegun, dalam hatinya bergelayut banyak hal yang membebaninya, takut, stress, kasihan, cinta kepada kris yang terbagi dengan tomo, tapi sulit baginya untuk kehilangan kedua orang yang dicintainya.

Suci meng-iya kan syarat yang diajukan kris. Hari itu juga, kris meminta ijin kepada kedua orangtuanya untuk menikahi suci dengan alasan suci hamil oleh dirinya. Hal itupun disampaikan kris kepada kedua orang tua suci seraya meminta maaf karena tidak bisa menjaga kepercayaan yang diberikan mereka.

Kris melakukan itu semata-mata untuk menjaga agar dia bisa tetap bersama suci dan agar jangan sampai suci menjadi bulan-bulanan kemarahan kedua orang tuanya, disisi lain apa mungkin orang tua kris juga akan mengijinkan kris menikahi perempuan yang tengah hamil oleh orang lain?!

***

Hari minggu kelabu berubah menjadi haru biru, keduanya melangsungkan akad pernikahan yang serba mendadak dan spontan. Kris sudah maklum bahwa dirinya akan menjadi pergunjingan banyak pihak karena telah menodai suci. Tapi biarlah hal itu akan menjadi tanggungan kris, asalkan bukan suci yang menjadi korban.

Pernikahan kris dan suci tidak berlangsung lama, tiga minggu kemudian mereka bercerai. Pesta pernihakan yang sediakan akan digelar besar-besaran pun dibatalkan.

Suci memaksa kris untuk membiayai menggugurkan kandungannya, setelah itu suci kembali kepangkuan tomo. Akhirnya kris pun mengalah, dengan berat dia kembali me-ridho-kan suci meninggalkannya.

Orang tua kris bertanya-tanya, tapi tak sepatah katapun muncul dari mulut kris, hanya doa yang dia minta dari kedua orangtuanya agar kuat menghadapi segala cobaan .

Kris memang kerap menangis meratapi kesedihan dan kepedihannya, tapi itupun tanpa sepengetahuan orang lain apalagi suci atau keluarganya. Kris tetap berusaha menampilkan dirinya sebagai sosok yang kuat dan tidak cengeng menghadapi cobaan hidup.

Sesekali kris mengenang pengalaman yang pernah menimpanya. Dia jadikan pengalaman hidupnya sebagai penyemangat untuk menjalani hidup nya sekarang agar lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun