Mohon tunggu...
Fery Mulyana
Fery Mulyana Mohon Tunggu... Administrasi - Entrepreneur

Posibilis - Non Delusional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Cinta Dua Hati (1)

22 Juli 2019   18:02 Diperbarui: 25 Juli 2019   08:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photographed By: Fery Mulyana

"Kris telpon...!!" "Iya...!!!" teriak kris menimpali seraya mengangkat gagang telpon di dalam kamarnya.

Telponnya memang sengaja diparalelkan, maklum,  seringkali kris merasa risih jika harus mojok di ruang tv tengah rumahnya. Apalagi yang jika lawan bicaranya adalah suci, gadis yang telah sembilan tahun menjadi pacarnya.

Bagi kris, suci adalah sosok perempuan yang paling ideal, tubuh suci yang tinggi ramping, mata agak sipit, hidung mancung dan berkulit kuning langsat menjadi sosok pujaan kris sejak dulu.

Kris bertemu Suci pada saat mereka mengikuti bimbel ketika mereka sama-sama kelas tiga smp, sejak saat itu kris dan suci pacaran. Putus nyambung namun mereka tetap selalu bisa bersama kembali.

Saat ini mereka masing-masing telah bekerja, setelah mereka sama-sama lulus kuliah di kota bandung, mereka pun menentukan jalan nasib mereka sendiri-sendiri.

Suci bekerja di sebuah bank BUMN di kota kelahiran mereka. Sedangkan kris harus melalui perjuangan meneruskan kuliah dan bekerja di luar negeri dan baru sempat bisa pulang kembali kurang lebih semenjak satu bulan yang lalu.

Kris sengaja berhenti dari pekerjaan impiannya karena merasa berat terus-menerus meninggalkan suci. Ditambah lagi suci sempat mengancam memutuskan kris jika kris tidak pulang dan memberikan kepastian hubungan mereka.

"hallo.." ucap kris seraya mendekatkan mulut ke ujung telpon yang dia angkat.

"hallo.." sambut suara laki-laki dari gagang telpon itu. "kenalkan aku tomo".. lanjutnya.

"tomo? Siapa ya.." sahut kris.

"kamu kris kan? Kamu memang gak kenal aku, tapi aku tahu banyak tentang kamu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun