Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasus Kolam Merah [Detektif Kilesa]

16 Juli 2020   17:34 Diperbarui: 16 Juli 2020   17:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pak polisi silakan mengecek handphoneku antara jam sembilan dan jam sepuluh. Pada waktu itu aku berusaha untuk menghubungi Reni namun tidak dijawab." Ia menyerahkan handphonenya dan menunjukkan ada dua pulu tujuh miscall antar jam sembilan dan jam sepuluh.

Charles masih belum terima, "Miscall -- miscall ini bisa saja rekayasa. Kau bisa saja cuma asal -- asalan..."

"Tunggu, Charles. Lanjutkan kisahmu tadi, tuan Iwan. Apa yang terjadi setelah istrimu pergi? Dengan sebuah mayat mengambang di atas permukaan kolam, jelaskan kepadaku mengapa kau bisa tetap tenang, dan yang memanggil polisi adalah pelayanmu Yudha."

Udin kembali memasang senyum yang dipaksakan. "Sebenarnya aku tidak tenang, kapten. Aku sangat resah. Namun aku paham bahasa tubuhku sering salah diartikan oleh orang lain. Dan melihat keributan di bawah, aku yakin pelayanku akan menghubungi polisi. Benar saja, Yudha kemudian naik dan memberitahuku bahwa polisi akan datang. Aku juga paham bahwa TKP tidak boleh diganggu. Oleh karena itu, sejak kejadian perkara, aku tetap tinggal di tempat ini. Begitu pula kusuruh Yudha untuk kembali ke tempatnya."

Aku manggut -- manggut mendengar keterangan Udin. Ceritanya masuk akal. Keputusannya tidak ingin mengganggu TKP, bukti miscall kepada istrinya, dan sikap tenangnya yang aneh, sebenarnya masih masuk logika. Akhirnya aku berkeputusan.

"Kita harus mencari istri tuan Udin, teman -- teman. Kau tentu memiliki data istrimu, mungkin fotokopi KTP?"

Udin mengangguk, "Ada, tuan detektif."

***

Kami akhirnya turun ke bawah dengan perasaan sedikit kesal. Keterangan yang diberikan Udin masuk akal. Ia tidak terlibat pembunuhan ini. Dengan kesaksian yang sama dari pelayan rumah, juga bukti -- bukti fisik di sekitar rumah, maka dapat dipastikan bahwa polisi harus mengejar Reni Sengkala, istri dari Udin. Dan itu bukan pekerjaan mudah.

Charles sudah mendudukkan Yudha di meja bundar ketika kami turun. Ia berperawakan kecil, berpenampilan seperti pelayan pada umumnya, dan jika penilaianku benar, dari gerak -- geriknya ia berasal dari kampung. Wajahnya terlihat gelisah. Namun, dengan ucapan yang terbata -- bata, ia menceritakan kisah yang sama dengan dikatakan oleh Udin Sengkala.

"Aku sedang mengurus keperluan dapur, tuan, ketika terjadi keributan di ruang tengah. Ketika, ketika aku mengintip, nyonya sedang cekcok dengan orang lain. Namanya Iwan, ia memang sering ke sini untuk minta duit. Tapi kali ini nadanya tinggi. Ada bentak -- bentak. Iwan lalu lari keluar dengan memegang dompet nyonya Reni. Namun ia terpeleset ke kolam. Nyonya lalu mengambil pisau dari dapur dan mengejar Iwan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun