Mohon tunggu...
Taufiq Hidayat
Taufiq Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Kopi

Canda untuk luka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebatas Rindu

14 Juni 2021   19:19 Diperbarui: 14 Juni 2021   19:29 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Buk,biasa kopi item pahit tanpa disaring ya,celetuk berto ke penjual kopi kantin. 'Oh,alah mas berto hahah,kok suwe(kok lama) gak terlihat dimana aja to mas? Sampe yg nyariin banyak loh. Biasa buk,semedi wkwkw,'ucap berto. Ya begitulah sosok berto emang unik beda dari beberapa orang umumnya hehe.

Saat dia ngopi sambil buka buku kecil yang dilakban hitam bertulis,black book. Diambillah pulpen. Mulai dia mencoret sana sini,namun anehnya kali ini puisi yang ditulis bukan berisi tentang perlawanan melainkan asmara. Ya mau gimana bagian dari dirinya tlah hilang dibawa kekasih.

Kekasih,

Bila hujan mulai turun saat itu perasaan mulai menahun.

Kala waktu menguasai memori

Kala itu aku sirna diri

Dalam sorot mata aku berdoa

Hanya hujan juga tetesan air yang membasahi daun yang mengerti cinta.

Kekasih

Kedatangan mu mengusik tenang ku

Menggerogoti setiap otot syaraf hingga mati kaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun