Buk,biasa kopi item pahit tanpa disaring ya,celetuk berto ke penjual kopi kantin. 'Oh,alah mas berto hahah,kok suwe(kok lama) gak terlihat dimana aja to mas? Sampe yg nyariin banyak loh. Biasa buk,semedi wkwkw,'ucap berto. Ya begitulah sosok berto emang unik beda dari beberapa orang umumnya hehe.
Saat dia ngopi sambil buka buku kecil yang dilakban hitam bertulis,black book. Diambillah pulpen. Mulai dia mencoret sana sini,namun anehnya kali ini puisi yang ditulis bukan berisi tentang perlawanan melainkan asmara. Ya mau gimana bagian dari dirinya tlah hilang dibawa kekasih.
Kekasih,
Bila hujan mulai turun saat itu perasaan mulai menahun.
Kala waktu menguasai memori
Kala itu aku sirna diri
Dalam sorot mata aku berdoa
Hanya hujan juga tetesan air yang membasahi daun yang mengerti cinta.
Kekasih
Kedatangan mu mengusik tenang ku
Menggerogoti setiap otot syaraf hingga mati kaku