Mohon tunggu...
Taufiq Hidayat
Taufiq Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Kopi

Canda untuk luka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebatas Rindu

14 Juni 2021   19:19 Diperbarui: 14 Juni 2021   19:29 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seolah aku ini batu,hancur lebur hanya sebab tetesan air.

Kekasih,

Itulah pesan ku. Mulailah berto beranikan diri berikan tulisan ini untuk tambatan hatinya.

Malam itu tepat pukul 19.00,hari selasa bulan September,kegiatan perkuliahan sejenak libur dikarenakan telah berproses ujian akhir semester jadi mahasiswa sedikit bisa bernapas meski mungkin otak mereka terasa berat. Berto berjalan datangi kost putri,bercat putih kalau mungkin sekarang warnanya sudah berubah. 'Permisi,ada mbak Nabilah di dalam?,ucap berto.' Ya bentar mas,saya bukakan pintu,'jawab bibi kost. Diberikan surat itu ke bibi kost Nabilah sempat dia tunggu lama-lama. 

Esoknya,pagi sekitar jam 10.00, terdengar suara motor matic 110cc menghampiri kost berto.

'Berto nya ada buk,'? Tanya Nabilah ke pemilik kost putra belakang masjid. 'Oh,ada mbak bentar saya panggilkan anaknya,kelihatannya dari tadi di kamar aja mungkin lagi nugas ya,'. Oh,ya buk saya nunggu di sini aja kalau begitu.

Tak,cetak,cetak klatak klatak. Suara langkah kaki berto. Wkwkw,agak aneh emang anak muda suka memakai bakiak,lah mau gimana katanya sih bakiak ini paling aman serta keawetannya teruji secara klinis,wkwkwk.

Kenapa Nabilah,kok kamu gak kabarin dulu mau ke sini yak?,tanya berto. 'Lah mau ngubungi gimana gundul,kalau hp aja kamu gak ada,laptop apa lagi,ya mau gak mau harus ketemu langsung. Emang sedikit aneh berto ini,jadi selama kuliah berto tak punya alat komunikasi apapun selain ilmu kebathinan yg dia miliki,wkwkw.canda bathin. Bukan alasan ini namun karena berto amat sayang bila uangnya bisa untuk makan,kenapa harus dibelikan pulsa,toh keremu langsung bila keperluan mendesak itu lebih baik dalam komunikasi. Agar tak salah paham,jadi singkat cerita Berto dan Nabilah jadian pacaran di tanggal 10 September 2013.

Tahun demi tahun berto nabilah lewati bersama sebagai pasangan kekasih yg troble maker,bisa dibilang ini yg berbeda dari gaya pacaran mereka berdua.

Bila pasangan yg lain senang habiskan uang di pusat perbelanjaan,mereka lebih cenderung senang kumpulkan uang bersama,hanya saja cara mereka sedikit unik. Jadi,setiap malam berto sehabis kerja jaga warkop,dia ngumpulkan sampah plastik. Dari plastik yg terkumpil berto jadikan uang modal berjualan nasi bungkus yg dia coba titipkan ke beberapa tempat kopi. Nah,hasil dari jualan tersebut anehnya lagi bukan buat hanya sekedar beli barang,jajan bareng atau maen ke tempat wisata. Melainkan berto hanya ambil sepersekian persen saja untuk dirinya sendiri sisanya dia jadikan beasiswa mandiri untuk anak asuhnya. 

Dari konsistensi mereka berdua,yg awalnya anak asuh hanya 1 anak bertambah menjadi 4 anak asuh yang mana setiap semester mereka berikan imbalan ipk yg memuaskan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun