Di era penuh flexing ini, mari kita lebih lantang menggemakan reading.
“Kenali Sejak Dini Gejala Stroke!!! Penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan antara stroke gaji dan stroke belanja.”
Fenomena flexing di kalangan pejabat bukan lagi sekadar gaya hidup, tapi sudah menjelma jadi isu serius yang mengikis kepercayaan publik.
Perilaku Konsumtif di Kalangan Masyarakat Miskin: Sebuah Paradoks di Tengah Keterbatasan
Flexing di medsos bukan sekadar pamer. Ia jadi cermin semu yang bikin kita terjebak gengsi, konsumtif, dan kehilangan arah hidup.
Budaya Flexing dengan nir-empati disinyalir menjadi penyebab beberapa kasus penjarahan yang menimpa tokoh atau pejabat publik. Masih berani melakukan?
Perdana Menteri dan Presiden Nepal mengundurkan diri setelah empat hari aksi protes berakhir rusuh. Diawali pemboliran medsos, hingga pejabat hedon.
Wacana RUU Anti-Flexing di DPR memicu perdebatan antara etika sosial, kesenjangan ekonomi, dan kebebasan berekspresi masyarakat.
Dari ruang digital, rakyat bersuara: cukup sudah arogansi dan flexing. Kini waktunya membangun keadilan, empati, dan kesejahteraan bersama.
Konsumerisme hanya bisa disembuhkan dengan kesadaran bahwa hidup yang kaya tidak diukur dari seberapa banyak yang kita punya.
Fenomena childfree, perceraian, dan hedonisme hanyalah contoh kecil dari kerusakan besar yang lahir akibat liberalisme.
Saat kamu bilang ke orang-orang bahwa kamu punya ratusan miliar rupiah, kamu bukan cuma membuka pintu kekaguman. Kamu juga membuka pintu bagi rasa iri
Seseorang yang pamer kemewahan hidupnya di media sosial boleh jadi untuk mendapat pujian atau untuk menipu.
Petugas Pajak Akan Menelisik Apakah Harta yang Dipamerkan Sudah Dilaporkan atau Belum. Namun, Ada Sejumlah Tantangan dalam Pelaksanaannya.
Fenomena flexing di media sosial yang marak terjadi saat ini mencerminkan sebuah krisis empati dan krisis etika dalam interaksi sosial digital, khusus
Viralnya lirik rap penuh pamer kekayaan bikin banyak anak muda tergoda fake flexing. Seru, tapi jangan sampai terjebak ilusi! Simak faktanya di sini!
Tahun Ajaran Baru bukan sekadar soal ganti seragam dan beli perlengkapan sekolah yang baru. Tapi soal ganti semangat dan cara berpikir yang lebih bija
Fenomena flexing atau pamer kekayaan di media sosial kini semakin marak terjadi, terutama dikalangan anak muda dan influencer. Mereka kerap kali memam
Flexing di media sosial sekadar pamer atau bentuk pencarian jati diri? Di balik foto liburan mewah dan barang bermerek, tersimpan kebutuhan manusia u
tren flexing di media sosial, banyak membuat remaja kehilangan jati diri dan juga menghilangkan pendidikan nilai yang seharusnya tertanam