"Seberapa dekat pejabat kita dengan buku?"
Pertanyaan ini mencuat ketika warganet ramai menyoroti kebiasaan pejabat yang gemar pamer kemewahan, tapi hampir tak pernah pamer buku.
Ironis, sebab dari bacaanlah lahir gagasan besar yang dibutuhkan untuk memimpin bangsa atau melahirkan kebijakan.
Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek.
Kita pun layak bertanya: jika membaca satu buku saja sulit, bagaimana pejabat kita bisa mengelola kompleksitas negara selama lima tahun masa jabatan? Mungkinkah kebijakan yang lahir benar-benar berpihak pada rakyat?
Masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika pejabatnya sendiri jarang membaca buku?
Terakhir, minta rekomendasi Kompasianer dong! Buku apa sih yang paling wajib dibaca pejabat kita? Bisa tentang leadership biar tidak asal gaya, tentang public speaking biar tidak asal bunyi, atau buku kebijakan publik biar tidak asal ide.
Silakan tambah label Darurat Baca Pejabat (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat, ya!