Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pejabat Blunder Ngomong Karena Miskin Literasi

26 September 2025   01:21 Diperbarui: 26 September 2025   09:36 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bendera Merah Putih Robek Sumber Gambar Koleksi Pribadi

Diskursus dengan topik darurat baca pejabat bukan hanya relevan dalam kontek kekinian, tapi sangat tepat dijadikan bahan permenungan atau autokritik terhadap perilaku pemimpin dan elit politik Indonesia saat ini.

Publikasi aparat kepolisian atas ditemukannya buku berjudul Karl Marx karya Frans Magnis Suseno merupakan salah satu indikator betapa rendahnya kemampuan literasi aparat keamanan, dan sebagai contoh tengah terjadi darurat baca pejabat.

Aparat yang meny emukan buku itu pada intinya ingin menyampaikan pesan bahwa pelaku demonstrasi atau kerusuhan Agustus 2025 terindikasi terpapar aliran pemikiran radikal ke kiri-kirian, sosialisme revolusioner maupun komunisme.

Padahal di cover depan buku itu tertulis jelas judul berbunyi "Pemikiran Karl Marx, Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme", dengan melihatnya sekilas saja, dapat dipahami bahwa isi buku itu justru bertujuan mengkritisi pemikiran Karl Marx oleh Romo Frans Magnis Suseno.

Peristiwa salah memahami seperti ini merupakan secuil contoh pembelajaran betapa pentingnya budaya baca bagi pejabat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan demi meningkatkan kinerja pejabat.

FENOMENA DARURAT BACA 

Rendahnya minat baca sebenarnya bukan hanya melanda pejabat, tetapi sudah merupakan fenomena sangat memprihatinkan yang melanda sebagian besar masyarakat Indonesia.

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, yaitu hanya o,ooo1 % berminat membaca. Artinya hanya 1 orang yang mau membaca dari 1000 orang penduduk Indonesia.

Rendahnya minat baca ini terjadi karena kurangnya budaya atau pembiasaan membaca sejak dini di lingkungan keluarga dan institusi pendidikan. Fenomena itu tentu berdampak pada semakin minimnya pengetahuan baru masyarakat, termasuk pejabat Indonesia.

Padahal untuk meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, terutama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja pejabat sangat ditentukan oleh pengetahuan yang diperoleh lewat budaya membaca. Karena membaca itu sendiri tidak ubahnya bagaikan jendela dunia, sarana melihat perkembangan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dan kemampuan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun