Takbiratul Ihram bukan sekadar awal sholat, tapi gerbang menuju kesadaran ilahi. Sudahkah kita benar-benar menghayati maknanya?
Untuk apa berharap menjadi nyata, jika dalam dunianya aku hanyalah fana?
menolak dikurung hayalku senyum mu menusuk masuk
Tuhan tak pernah pergi, namun kita yang terkadang menjauh darinya, demi mengejar sesuatu yang fana
Seorang perempuan di ujung senjaMemeluk jejak yang tertinggal di tepi lautanMerajuk kumbang menganggap dirinya cahaya.Yang ingin lekas pulangSenja ada
Ya Tuhan, jika surga adalah hadiah, Izinkan aku menjemputnya perlahan.
Dalam kelam, sinar perlahan menyapa,Mengurai waktu yang tiada jeda,Hati merindu dalam derasnya duka,Namun semesta berbisik, "Semua fana."Bintang menar
Di bawah langit kaca yang pucat membisu,Denting sunyi bergetar dalam waktu,Bulan menggantung, redup dan beku,Menyulam bayang di kanvas biru.Angin melu
Dalam Kehidupan Fana Bumi ini untuk manusia Dia menuju kesempurnaan langit ketujuh Mengetahui segalanya. Manusia menjadi pemimpin bumi Mereka
manusia terlalu fana/aku bukan untukmereka
Cerita ini berawal dari kegelisahan akan makna hidup yang tidak ada artinya ini.
Senja jingga terus menjadi gelap kian hitam hingga tak berbentuk lagi
Mengenang mimpi yang pudar perlahan, Seperti kabut malam yang lenyap di udara.
Adakah jawaban memuaskan?Siapakah orang kaya?Dia yang selalu berkata,"Cukup!"Adakah orang kaya di negeri ini?Kidung kelabu membahana
Sadar menyeluruhTanya terngiang"Yang sedang aku lakukan,Selaras alam,Atau sekedar keinginan diriUntuk memenuhi hasrat pribadi?"Sadar sekarangSebelum
Kita hidup di dunia ini hanyalah sementara dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan kita.
Ingatlah bahwa hidup di dunia hanya sementara. Jalani dengan hati-hati agar selamat di dunia dan akhirat.