TINGGAL geraham rahang kanan atas lumayan utuh, satu yang paling belakang sudah tanggal. Rahang kanan bawah dan kiri atas, ompong. Di rahang kiri tersisa sedikit geraham: dua di bawah; dua setengah di atas.
Maka, rahang kanan cenderung untuk mengunyah, terutama makanan padat. Sementara rahang kiri mengunyah yang lunak.
"Meski ompong sebelah, usahakan mengunyah di kiri kanan rahang," perintah bu dokter gigi Puskesmas.
Katanya, dua rahang digunakan untuk mengunyah, agar otot-otot bekerja seimbang. Nurut aja, daripada dicabut lagi. Ketakutan ke dokter gigi adalah awal kehancuran geraham.
Dulu saya mengunjungi dokter gigi setiap enam bulan. Apalagi setelah muncul keluhan sakit gigi. Tidak ada yang bolong. Geraham belakang tumbuh miring menabrak gigi lebih depan.
Tiap kali tumbuh, tiap kali itu pula terasa sakit hebat. Kenapa juga gigi tersebut baru tumbuh setelah saya dewasa banget?
Pada pertengahan tahun 1990an itu, dokter gigi merujuk ke dokter spesialis bedah mulut. Mencabut gigi belakang bermasalah melalui pembedahan gusi.
Aman. Setelah itu bisa enak beraktivitas; tidur nyenyak. Lebih baik sakit hati daripada sakit gigi. Sakit gigi bikin gak enak makan. Gak bisa tidur. Gak enak ngapa-ngapain.
Cuman, ya itu. Gigi tidak sakit, membuat kunjungan ke dokter makin sedikit. Lama-lama tidak.
Alasannya, sibuk. Sesungguhnya, saya takut disuntik. Jarum kecil akan menusuk gusi terasa seperti samurai akan mencincang tubuh. Mengerikan!