Titik Makna di Antara FanaÂ
Suatu keniscayaan di semesta ini silih berganti.
Gelapnya malam berganti dengan terangnya fajar.
Mekar dan layu, bagai tumbuhan.
Kehidupan berganti dengan kematian.
Tangis disambut tawa, harap diseling kecewa.
Segala yang datang akan kembali.
Segala yang tumbuh akan gugur.
Segala yang hidup, pada waktunya akan tiada.
Mozaik kehidupan dunia terus bergulir,
sekarang, atau besok, semua akan bertemu dengan kematian.
Tidak peduli pangkat, jabatan, atau kebesaran nama,
semuanya akan luluh di hadapan waktu.
Tapi tidak bagi Sang Illahi.
BagiNya semua itu hanyalah kefanaan di bawah pancaranNya.
Dia mengatur jalannya semesta,
menyulam siang dan malam,
menimbang hidup dan mati dengan hikmah yang tak terselami.
Lalu, di mana titik makna kehidupan bagi makhluk fana?
Mungkin di keikhlasan menerima yang sementara.
Mungkin di seutas doa yang melangit diam-diam.
Mungkin di langkah yang meski rapuh, tetap menuju kebaikan.
Atau di hati yang tak henti mencari cahaya,
meski dunia terus berganti rupa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI