Mohon tunggu...
KM AL FATHUR
KM AL FATHUR Mohon Tunggu... Lecturer

Aku bukan pemilik jawaban, hanya penziarah sunyi yang menapaki lorong-lorong pertanyaan. Di tengah riuh dunia yang sibuk menjelaskan, aku memilih untuk bertanya. Dalam setiap salah langkah, kutemukan pelajaran. Guratan dalam tulisan adalah caraku bertahan—menyusun ulang makna, meraba arah, dan menemani mereka yang juga rindu pada jawaban. Sebab hidup, bagi fakir ilmu sepertiku, bukan tentang tahu lebih dulu… tapi tentang berani mencari, meski dalam gelap.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titik Makna Diantara Fana

23 Juli 2025   18:12 Diperbarui: 23 Juli 2025   10:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: pixabay.com)

Titik Makna di Antara Fana 

Suatu keniscayaan di semesta ini silih berganti.
Gelapnya malam berganti dengan terangnya fajar.
Mekar dan layu, bagai tumbuhan.
Kehidupan berganti dengan kematian.

Tangis disambut tawa, harap diseling kecewa.
Segala yang datang akan kembali.
Segala yang tumbuh akan gugur.
Segala yang hidup, pada waktunya akan tiada.

Mozaik kehidupan dunia terus bergulir,
sekarang, atau besok, semua akan bertemu dengan kematian.
Tidak peduli pangkat, jabatan, atau kebesaran nama,
semuanya akan luluh di hadapan waktu.

Tapi tidak bagi Sang Illahi.
BagiNya semua itu hanyalah kefanaan di bawah pancaranNya.
Dia mengatur jalannya semesta,
menyulam siang dan malam,
menimbang hidup dan mati dengan hikmah yang tak terselami.

Ilustrasi (Sumber: pixabay.com)
Ilustrasi (Sumber: pixabay.com)

Lalu, di mana titik makna kehidupan bagi makhluk fana?
Mungkin di keikhlasan menerima yang sementara.
Mungkin di seutas doa yang melangit diam-diam.
Mungkin di langkah yang meski rapuh, tetap menuju kebaikan.
Atau di hati yang tak henti mencari cahaya,
meski dunia terus berganti rupa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun