Aku sering menaiki bus yang sama dengan bus yang pernah kami tumpangi. Aku selalu mencari sosok perempuan yang barangkali adalah dirinya. Aku sering meletakkan tasku di kursi sebelahku agar orang lain tidak mendudukinya. Aku sering menulis sesuatu di dalam bus dan berharap akan ada Kinan yang meminjam pulpenku. Karena aku masih memegang ucapan terakhir yang ia katakan kepadaku. Bahwa kalau kami berjodoh, kami pasti akan kembali bertemu.
Ya, aku masih menunggu saat pertemuan kembali dengannya. Dalam ketidakpastian dari beberapa kata yang ia ucapkan. Barangkali ia bermaksud untuk memintaku menunggunya di halte ini, atau di dalam bus ini. Seperti dulu.
*)this story was inspired by my favorite song, Richard Marx-Right Here Waiting