Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Di Nottingham, Salju yang Berguguran Itu adalah Kebisuan

16 Oktober 2019   13:17 Diperbarui: 16 Oktober 2019   23:57 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruntungnya, wanita itu memahami kemauanku yang tidak ingin menyentuhnya. Dia dengan rela hati tidur di kamar tamu, sementara aku dan anakku tidur di satu kamar yang sama.

Aku bangun pukul tujuh pagi, kuhabiskan waktu beberapa menit untuk memandangi wajah anakku. Kerinduan dan rasa sakit ini tumbuh di saat yang bersamaan. 

Entah aku harus bahagia karena memilikinya, atau aku harus bersedih, karena sepertinya istriku hidup di dalam dirinya. Caranya memejamkan mata, caranya tersenyum atau suaranya ketika menangis. Semuanya persis.

Tanpa kusadari gorden telah dibuka, meja yang seharusnya masih berantakan sudah dirapikan. Dan ada secangkir teh hangat di atasnya. Beserta tulisan pendek di secarik kertas kecil: 19 Desember 2019, semoga harimu menyenangkan.

Aku tidak memedulikannya. Kubiarkan diriku menjadi embun kecil di musim dingin. Yang turun bukan karena ia ingin. Tapi karena itu adalah sebuah keharusan. Natal akan tiba, dan tahun akan segera berganti.

Semuanya akan baik-baik saja. Ya, semuanya akan baik-baik saja.

***

Setelah aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Hari-hariku di tempat kerja terasa lebih pendek. Namun malam-malamku terasa lebih panjang.

Setiap hari wanita itu bangun mendahuluiku dan merapikan segala hal yang tidak pernah bisa kurapikan sendirian. 

Dia akan membuka gorden sebelum aku membuka mata, dia akan merapikan meja sebelum aku merapikan rambut, dia akan menaruh teh hangat sebelum aku ingat di mana terakhir kali aku menaruh ponsel. 

Dan yang membuatku merasa lebih terganggu, dia akan menaruh kertas di samping teh tersebut dengan tulisan berisi tanggal serta ucapan sederhana untuk mendoakan kebahagiaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun