Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan di Jalan Braga

30 Januari 2025   20:37 Diperbarui: 30 Januari 2025   20:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: suryahardhiyana.com

Ia hanya duduk di sana, membiarkan gadis itu menjauh, membiarkan hujan menelan bayangannya.  

Dan di saat itu, tanpa ia sadari, sesuatu yang berharga telah hilang selamanya.

Ia menyesap kopinya yang kini telah dingin. Dulu, ia berpikir Rima hanya butuh waktu. Namun, malam itu, sebuah truk kehilangan kendali di jalan yang licin. Ambulans datang terlambat. Syal merah yang tercabik.  

Adnan menutup mata, mencoba meredam riuh dalam pikirannya, namun bayangan itu tetap mengganjal. Sepuluh tahun telah berlalu, namun kenangan itu—kenangan yang begitu perih dan berat—terus hidup dalam setiap tetes hujan yang jatuh, dalam setiap suara gemericik yang menyentuh kaca.  

Dan tiba-tiba, suara itu datang.  

"Kau masih menyimpan foto itu."  

Jantung Adnan berdegup kencang, menghantam dadanya seperti palu yang tak terhentikan. Setiap detik terasa menekan, udara terasa begitu sesak. Ia membuka mata, dan yang ia temui bukanlah gambaran dari masa lalu, melainkan kenyataan yang tak mungkin ia percaya.  

Di hadapannya, seorang gadis duduk dengan sweater abu-abu dan syal merah yang sama, dengan rambut basah yang jatuh mengalir ke bahu, persis seperti malam itu—malam yang tak pernah benar-benar meninggalkannya.  

"Ini… tidak mungkin…"  

Suara Adnan tercekat, terjebak di tenggorokan.  

Rima—gadis yang seharusnya hanya menjadi kenangan—tersenyum tipis, namun senyum itu hanya menambah berat beban yang sudah lama ada. Ada kesedihan di matanya, lebih dalam daripada yang dapat dijelaskan dengan kata-kata.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun