Mohon tunggu...
Susila Ekawati
Susila Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling

Saya guru BK di SMP N 3 Jepon Blora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Mengurangi Degradasi Moral pada Siswa SMP N 3 Jepon dengan Pendekatan Rational Emotive Therapy

1 Oktober 2022   18:42 Diperbarui: 1 Oktober 2022   18:45 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

D. Peran anggota kelompok 

            Anggota kelompok merupakan pihak yang memiliki peran yang sangat besar dalam konseling kelompok karena menjadi aktor utama dalam pencapaian tujuan pelaksanaan layanan konseling kelompok.Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan konseling terdapat asas-asas dalam pelaksanan layanan konseling kelompok yang salah satunya adalah asas kemandirian yaitu keputusan diambil sendiri oleh klien.

            Dalam kegiatan layanan konseling kelompok, AK memiliki perananan sebagai pihak yang menjadi subyek sekaligus objek dalam pelaksanaan layanan.Dalam hal ini prayitno mengistilahkanya dengan aktifitas mandiri. Sebagaimana yang dinyatakan bahwa:  Peran Anggota Kelompok (AK)dalam layananBKp dan KKp bersifat dari, oleh, dan untuk para AK sendiri.Masing-masing AK beraktifitas. Masing-masing AK beraktifitas langsung dan mandiri dalam bentuk:

  • Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif (3-M).
  • Berfikir dan berpendapat Menganalisis, mengkritisi dan berargumentasi
  • Merasa, berempati dan bersikap.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan bersama.

  • Aktifitas mandiri masing-masing AK itu diorientasikan pada kehidupanbersama dalam kelompok. Kebersamaan ini diwujudkan melalui:
  • Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional antar AK
  • Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok
  • Komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertatakrama.
  • Kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan kelompok.

            Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok

memiliki peranan sebagai subjek sekaligus objek dalam pelaksanaan konseling kelompok. Adapun untuk melihat peran tersebut, dapat diamati dalam bentuk Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif (3-M),berfikir dan berpendapat, menganalisis, mengkritisi dan berargumentasi, merasa, berempati dan bersikap, berpartisipasi dalam kegiatan bersama. Yang secara umum dalam kegiatan konseling kelompok dapat diamati melalui pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional antar AK, pandangan partisipan yang berada dilatar penelitian dan seperti apa peristiwa atau aktivitas yang terjadi dilatar penelitian. Penelitian bersifat deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu objek yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan objektif, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan diantara unsur-unsur yang ada atau fenomena tertentu.

  • Subjek Penelitian 

            Dalam penelitian ini peneliti memilih tempat di SMP Negeri 3 Jepon Kabupaten Blora.  Objek penelitian disini  adalah peserta didik   kelas IX  yang mengalami degradasi moral melanggar peraturan tata tertib sekolah, membolos, berbicara jorok, melecehkan teman perempuan.

E. Teknik Penggumpulan Data

1.Wawancara 

             Wawancara adalahmerupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang peserta didik dan guru BK yang mengadakan hubungan secara langsung Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data yang dilakukan dengantanya jawab secara lisan antara wawancara dengan guru Bimbingan Konselinsesuai dengan pokok persoalan yang dikehendaki. Dalam penelitian ini sebagai subjek   wawancara adalah Kordinator guru bimbingan konseling dalam menagani peserta didik kelas  IX yang bertugas membantu peserta didik dengan segala kebutuhan dalam menangani permasalahan  peserta didik. Apa bila dilihat dari teknik pelaksanaannya maka wawancara dapat dibagi atas:

a. wawancara terpimpin: wawancara yang menggunakan pokok-pokok yang diteliti;

b. wawancara tidak terpimpin: proses wawancara dimana wawancara tidak sengaja      mengadakan Tanya jawab pada pokok fokus tertentu; dan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun