Mohon tunggu...
Susila Ekawati
Susila Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling

Saya guru BK di SMP N 3 Jepon Blora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Mengurangi Degradasi Moral pada Siswa SMP N 3 Jepon dengan Pendekatan Rational Emotive Therapy

1 Oktober 2022   18:42 Diperbarui: 1 Oktober 2022   18:45 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

            Nurihsan dalam mendefinisikan konseling kelompok memberikan pandangan bahwa konseling kelompok dapat diartikan sebagai sebuah bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan pengarahan kepada individu yang bersangkutan untuk berubah sikap dan perilakunya agar selaras dengan llingkungan.

            Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bimbingan dan kelompok dan konseling kelompok itu sama, yang membedakan secara mendasar adalah pada muatan materi. Sehingga konseling kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam layanan bimbingan dan konseling dengan format wawancara Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta.h.49 Yusuf dan Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling  Bandung: PT Remaja Rosdakaryah.h.32-33 konseling dalam format kelompok yang dipandu konselor profesional yang sifatnya untuk pencegahan dan penyembuhan, dimana dalam kegiatan tersebut memungkinkan peserta konseling kelompok memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk kepentingan terapeutik guna mengembangkan pribadi semua peserta dan peralihan-peralihan lainya melalui pendalaman masalah pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar, dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, berorientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra. Saling pengertian saling menerima, dan saling mendukung.

  • Komponen Konseling Kelompok

            Layanan Konseling Kelompok terdiri dari dua pihak utama dalampelaksanaannya, yaitu pemimpin kelompok dan anggota kelompok.

a. Pemimpin Kelompok

            1. Karakteristik pemimpin kelompok

 Pada dasarnya karakteristik PK dalam konseling kelompok sama dengan PK dalam bimbingan kelompok.Pemimpin Kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelanggarakan prektek konseling professional.Hal ini sesuai denganpengertian konseling kelompok yang dikemukakan oleh Winkel: "Konseling kelompok adalah bentuk khusus dari layanan bimbingan dan konseling yaitu wawancara konseling antara konselor profesional dengan beberapa orang sekaligus yang tergabung dalam suatu kelompok kecil". (Winkel, 2004:589) Dengan demikian hanya konselor memiliki keterampilan dalam pelaksanaan  konseling kelompok sajalah yang dapat menjadi pemimpin kelompok dalam penyelenggaraan Konseling Kelompok. Orang yang ahli dan profesional artinya bahwa orang tersebut memiliki kompetensi dalam pelaksanaan dan menilai, memberikan ballikan, memberi perlindungan, mengungkapkan diri (self descloser), memberikan teladan, menghadang, dan mengahiri kegiatan kelompok.

            Adapun secara terperinci mengenai kompetensi PK dalam penyelenggaraan layanan konseling kelompok,menurut Prayitno terdapat tiga kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh PK, yaitu:

  • Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya, sehingga terjadi  dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka, dan demokratik, konstruktif, saling mendukung dan  meringankan beban, menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, menggembirakan dan membahagiakan; serta mencapai tujuan bersama kelompok.
  • Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan konten.
  • Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan, demokratik dan kompromistik (tidak antagonistic) dalam mengambil kesimpulan dan keputusan tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura disiplin dan kerja keras.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin kelompok adalah seseorang yang profesional dan memiliki keterampilan dalam  mengakomodir kegiatan konseling kelompok. Keterampilan yang harus dimiliki antara lain keterampilan dasar konseling, seperti refleksi, opening, dan sebagainya,keterampilan memimpin kelompok, dan keterampilan dalam menghidupkan dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif mungkin untuk Prayitno .2004. Seri Layanan Konseling : Bimbingan Konseling Kelompok Semarang: Bimbingan Konseling Unnes.h.12 mencapai tujuan-tujuan konseling, serta yang paling utama adalah paham secara teori maupun praktis mengenai kegiatan pelaksanaan konseling kelompok.

b)  Peran Pemimpin Kelompok (PK)

            Salah satu syarat suatu kerumunan dapat dikatakan sebagai sebuah kelompok jika dalam kerumunan tersebut terdapat seorang pemimpin, yang selanjutnya sering dikenal dengan istilah pemimpin kelompok. Dalam menjelaskan peran dari pemimpin kelompok dalam kegiatan kelompok Marat dalam Walgito terdapat empat peran utama seorang pemimpin dalam kegiatan kelompok, antara lain, sebagai pusat dalam suatu kegiatan kelompok, sebagai pemberi arah, sebagai penggerak dalam kegiatan kelompok, dan memberikan bentuk dalam kegiatan kelompok.

            Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok, PK memiliki peranan yang sangat besar dalam sukses tidaknya penyelenggaraan layanan konseling kelompok. Menurut Prayitno dalam upaya mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, PK memiliki peranan antara lain sebagai berikut:

  • Sebagai Pembentuk kelompok,yang terdiri atas 8-10 orang, sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok yaitu:
  • Terjadinya hubungan antara anggota kelompok, menuju keakraban diantara mereka Prayitno .2004. Seri Layanan Konseling : Bimbingan Konseling Kelompok Semarang Bimbingan Konseling Unnes.h.6
  • Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota kelompok dalam suasana kebersamaan
  • Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok
  • Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok, sehingga mereka masing-masing mampu berbicara dan tidak terjadi yes-man
  • Terbinanya kemandirian kelompok, sehingga kelompok ini berusaha dan mampu " tampil beda" dari kelompok lain.
  • Melakukan Penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan KKp dilaksanakan.
  • Pentahapan kegiatan Konseling Kelompok (KKp).
  • Pelaksana penilaian segera (leiseg) hasil layanan KKp.
  • Pelaksana tindak lanjut layanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun