DPRD membentuk Panitia Khusus (Pansus) Pemakzulan untuk mengkaji pelanggaran yang dilakukan bupati, baik dari sisi kebijakan maupun etika kepemimpinan. Dalam rapat-rapat Pansus, saksi dari berbagai elemen masyarakat diundang memberikan keterangan. Narasi yang muncul konsisten: kebijakan yang memberatkan rakyat, ditambah sikap arogan, telah memutus hubungan kepercayaan.
Tekanan tidak hanya datang dari DPRD dan warga, tetapi juga dari partai politik pengusung. Elit partai di tingkat provinsi dan pusat mulai menghitung dampak elektoral jika terus membela bupati. Di belakang layar, lobi-lobi politik berlangsung intensif, membicarakan skenario pengunduran diri sukarela untuk menghindari pemakzulan resmi.
Dalam hitungan minggu, posisi Sudewo semakin terisolasi. Dari sosok yang dulu berdiri kokoh di podium pendopo, ia kini menjadi figur yang bahkan di internalnya sendiri mulai ditinggalkan. Krisis legitimasi telah menjadi kenyataan, dan keluarnya dari jabatan hanyalah masalah waktu.
Pelajaran dari Kejatuhan
Kejadian di Pati adalah pengingat keras bahwa legitimasi politik tidak hanya dibangun di ruang rapat, tetapi di hati rakyat. Kebijakan yang lahir tanpa empati, ditambah komunikasi yang meremehkan, bisa mengikis fondasi kekuasaan dalam waktu singkat. Sudewo bukan jatuh karena satu kebijakan, tetapi karena serangkaian pilihan yang memutus jembatan antara dirinya dan warga yang dulu memberinya mandat.
Bagi rakyat, demonstrasi 13 Agustus bukan hanya protes fiskal, tetapi pernyataan kedaulatan. Mereka menunjukkan bahwa di luar mekanisme formal DPRD, ada “parlemen rakyat” yang kekuatannya tak bisa diabaikan. Ini adalah pelajaran bagi setiap pemimpin daerah: jangan pernah menguji kesabaran rakyat dengan arogansi.
Pada akhirnya, demokrasi bekerja dengan caranya sendiri. Mungkin melalui meja sidang, mungkin melalui panggung orasi di alun-alun. Di Pati, rakyat telah memilih jalannya—dan sejarah akan mencatat bahwa pada Agustus 2025, sebuah kota kecil di Jawa Tengah menjadi panggung besar runtuhnya seorang penguasa karena arogansinya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI