Hei tuan
Anda adalah pencela yang luar biasa
Sedikit si amir berjalan mulutmu sudah melontarkan cacian
Anda adalah oknum beragama yang mengumbar kebencian lewat media-media
Sedang pembaca-pembaca teramat cepat menangkap berbagai tuduhan prasangka
Anda adalah narator hebat yang mendedikasikan karyanya untuk menghujat
Saking habisnya pekerjaan yang nyaman, hingga terpilihlah hujat sebagai rutinitas harian
Hei tuanÂ
Anda adalah pemimpin tubuh yang luar biasa
Disaat negara anda butuh pemikir handal
Anda lahir sebagai pencela yang teramat "nakal"
Belum juga si pria kurus hebat itu panen pujian, kau sudah hujani dia dengan seribu jenis cacian
Anda lupa bahwa masyarakat Indonesia harus tunduk pada presidennya
Perihal adanya nahkoda bayangan kita bicarakan kemudianÂ
Hai tuan
Anda adalah warga negara yang teramat sangar
Disaat nagara sedang tercemar
Anda menebarkan fitnah-fitnah yang menggelegar
Menerobos batas kepercayaan rakyat awam
Kasihan si amir menanggung cacian musuh-musuhnya dengan sabar
Hai tuanÂ
Anda adalah bagian dari negara Kesatuan
Anda lebih dahulu Lahir daripada reformasi yang tercampakkan
Mengapa anda jadi pemecah kesatuan ?
Adakah reformasi jilid dua yang kau inginkan?
Sedang kau siapa dan bagaimana bisa meyakinkan kami, pekerjaanmu hanya mengumandangkan perang dan benih-benih kekesalan
Siapakah anda duhai tuan ?
Orang bilang negeri ini sedang krisis ekonomi, krisis budaya, krisis cita rasa berbangsa
Tapi lagi ingin kutegaskan tuan....
Yang menghambat kita untuk menang adalah adanya sosok-sosok seperti anda yang memecah kesatuan
Kita krisis kepercayaan yang tiada akhir
Menjelma jadi suudzon tiada batas , pada amir pilihan rakyat
Tuan.... Kita semua inginkan kepala yang tepatÂ
Kita adalah organ yang saling membutuhkan
Presidenku adalah kepala,
 wakil adalah leher,
Cendekiawan adalah otak,Â
ulama adalah jantung
 mentri-mentri adalah tangan,
anak muda adalah kaki,
 seluruh rakyat adalah hati
Bilamana hati busuk maka seluruhnya akan membusuk , sebusuk-busuknya bau, sebusuk-busuknya tikus bangsaku
Kepala tanpa leher adalah cacat
Kepala tanpa tangan dan kaki adalah lumpuh
Kepala tanpa otak adalah bodoh
Kepala tanpa hati adalah robot
Kepala tanpa jantung adalah kematian
 Jadi mengapa kebencian masih sering dikau utarakan ?
Kenapa bukan jawaban atas permasalahan yang krusial ?
Kenapa bukan sesuatu yang mengurangi kemiskinan yang bengal ?
Jika memang anda kukuh meragukan amirku, maka silahkan , silahkan meragu
Meragulah hingga kau lapuk
Meragulah hingga dunia bersenandung atas menjamurnya generasi pengecut
Aku tegaskan tuan...
Anda bukan satu-satunya yang gerah dengan penelanjangan besar-besaran krisis yang melanda bangsa ini
Anda bukan satu-satunya yang gerah dengan bercandanya harga-harga dipasar yang membuat dompet anda terdzolimi
Anda bukan satu-satunya yang gerah pada tangisan-tangisan rakyat jelata yang mengemis keadilan
Anda bukan satu-satunya....tuan
Jika anda butuh keadilan,kebenaran dan ketegasan
Maka berilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
Jika anda butuh kenyamanan,ketepatan dan kesempurnaan
Berhentilah menghujat,
 mari kita berdikusi berat
Mari kita berfikir keras
Mari kita berdoa, semoga Negeri ini tidak jatuh pada pundak yang salah
Kota Kalong 16 Juli 2016Â
Kepada para tuan pencela yang nakal
Namrehus