Mohon tunggu...
Suhandono Wijoyokusumo
Suhandono Wijoyokusumo Mohon Tunggu... Grandmaster of kundalini

Grandmaster of kundalini memberikan training dalam spiritual

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 6 Sihir Tanpa Bayangan

1 Agustus 2025   13:21 Diperbarui: 1 Agustus 2025   13:21 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suhandono wijoyokusumo property

Bab 6 -- Sihir Tanpa Bayangan

Kael terhuyung di sepanjang tebing hutan Eldrith, tubuhnya penuh luka bakar sihir. Setiap langkah adalah rasa sakit, tapi setiap denyut jantung mengingatkannya: ia masih hidup. Dan lebih dari itu---ia telah menyentuh bentuk sihir yang bahkan para Arkimagus tidak pahami.

Saat malam turun, ia berlindung di sebuah gua sempit berlumut. Ia membuka Grimoire Lorven dan menempelkan artefak prisma gelap yang ia rebut dari Biara Corvalis.

Prisma itu menyatu dengan halaman tertentu. Huruf-huruf tua menyala, dan bagian baru terbuka:

"Sihir Tanpa Bayangan: bentuk murni dari kehendak. Tak datang dari terang, tak lahir dari gelap. Ia muncul dari kehampaan dan menciptakan ulang realitas."

Kael menatap kata-kata itu dengan napas berat.

Sihir tanpa bayangan... sihir yang tidak memantulkan cahaya ataupun menghasilkan bayangan, karena ia tidak berasal dari dunia ini.

Ia mencoba mengucapkan mantranya.

 "Ex Nihil Verum..."

Sekelilingnya bergetar. Api unggun kecil di dekatnya padam tanpa suara. Udara mengeras. Batu-batu di dinding gua membentuk pola spiral sendiri---tanpa disentuh. Tapi anehnya, tubuh Kael tidak kelelahan seperti saat ia memakai sihir biasa.

Sihir ini... tidak menguras energinya. Ia menyatu.

Namun, suara bisikan mulai muncul di benaknya.

Bukan dari luar. Tapi dari dalam. Seperti gema jiwanya sendiri yang tak pernah ia dengar sebelumnya.

"Kau menyatu dengan kehampaan. Tapi kehampaan bukan hamba. Ia hanya menunggu..."

Kael menepisnya. Ia tahu bahaya sihir baru ini. Tapi ia juga tahu bahwa ini satu-satunya bentuk kekuatan yang tidak terdeteksi oleh penyihir cahaya maupun gelap.

> Sihir ini... tidak memiliki bayangan.

Tidak bisa dicermati.

Tidak bisa dilacak.

Tak bisa ditaklukkan.

Tiba-tiba, dari luar gua, terdengar langkah. Bukan hewan.

Manusia.

Kael mendekat ke mulut gua, siaga. Tapi yang ia lihat bukan musuh.

Itu Javan---penyihir bertopeng dari Ordo Cahaya. Tapi kini ia datang sendirian, tanpa jubah resmi.

"Kael. Aku tak datang untuk melawanmu."

Kael tak menjawab. Matanya masih ungu, memantulkan cahaya dingin dari sisa api sihirnya.

> "Aku pernah percaya pada Ordo. Tapi setelah melihat sihirmu tadi... aku sadar, ada sesuatu yang mereka sembunyikan."

"Lalu kenapa kau datang?" suara Kael datar.

 "Aku ingin tahu. Tentang sihir yang tak terdaftar. Tentang Lorven. Tentang kamu."

Kael tak segera menjawab. Tapi malam itu, untuk pertama kalinya sejak diusir, ia membuka sebagian kebenaran kepada orang lain.

Ia memperlihatkan sihir tanpa bayangan.

Javan, yang selama hidupnya hanya belajar sihir terang, melihat sesuatu yang tak bisa ia jelaskan: sebuah mantra yang tak meninggalkan cahaya, tak menciptakan bayangan, tapi membuat kenyataan bergetar.

Di luar gua, ketiga bulan kembali muncul di langit. Tapi malam ini, yang merah tampak lebih besar.

Dan di kejauhan, sesuatu yang lebih tua dari dunia mulai terbangun---menyadari bahwa seseorang telah mengucapkan mantra dari kehampaan.

#DarkWizardVibes#FantasyBookLovers#BookTokIndonesia#BookstagramID#DarkMagicAesthetic#EpicFantasyNovel#BookCoverReveal#FantasyStoryline

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun