Mohon tunggu...
Ranggamos
Ranggamos Mohon Tunggu... Lainnya - ****

believe me, sometimes reality is stranger—and much more frightening—than fiction

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bagaimana Jika dan Bila

31 Maret 2017   15:32 Diperbarui: 2 November 2022   03:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bagaimana jika berkah jumat kutiupkan arwah dendam yang dihamilkan oleh hujan?
di bulan maret yang senantiasa berdebu, di ujungnya bekas taman dedaunan kita sapu
kau saksikan aku mengakar kembali mawas diri
meniadakan ecap manis kembang gula cerita rekayasa

bagaimana bila tak sudi kau meranggas kering lenguhku yang kemarau?
menepuk permukaan sejumput abu hingga menelusup desak kerongkong
kau saksikan aku mengerat kayu reruntuhan wuwungan teduhan
meniadakan welas asih mekar makna cerita dongeng

sebelum kau bilas lumpur merah di dadaku,
sesaat adalah impian
setelah kau cecah kapur putih di dahiku,
saat itu aku melayang melembar dedaunan
dibawa angin, jauh
entah kemana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun