Mencintaimu dengan hening, Sampai kapan aku sampai pada tepi mimpi?
Dari aku untuk kamu; selamat bertambah usia, sehat selalu dan semakin dewasa :)
Jika daratan memutih, lautan memerah, kartu membusuk dan merobek dalam diam, cinta tak akan datang, barangkali akan
Tentang desa yang kerap kali dijadikan pulangnya mimpi
Kita mengulang percakapan itu, percakapan yang tak sempat selesai dikala dulu.
Aku selalu diberi kejutan oleh detak jantungku sendiri.
Aku tidak mencintaimu hanya dengan mata karena saat terpejam justru kamu semakin lekat dengan jiwaku.
Puisi tentang rindu. Masihkah esok pagi ini angkuh kau agungkan dalam sorot rindu yang tengah meriah dari kejauhan
Sebatang pohon jambu tumbuh meninggi seorang diri di antara semak belukar yang sukar Buahnya tak lagi selebat dulu
Dapatkah dunia kita menyatu atau memang tidak akan ada titik temu?
Apakah anda telah kehilangan kata-kata hingga tak ada lagi majas dan rima?
Kata-kata terbata-bata ketika menyebut deret nama-nama, Nama-nama para ksatria yang mengabdi demi ibu pertiwi
Mudik adalah jalan pulang bagi hati yang terpisah dari dekap.
Apalah arti pijar senja yang hadir kala hadirmu pergi ikut terusir.
sebuah tanda kadang membuat kita (ber)tanya, sebuah tanya kadang adalah sebuah (per)tanda
Menjadi manusia yang penuh maaf meski sebenarnya kau hanya berlaku sebagai manusia abai.
Sajak tentang kerinduan kepada laut dan keindahannya.
Kau yang Tidak Menangis adalah salah satu puisi yang masuk dalam antologi Ular dan Kabut karya Ajip Rosidi terbitan Pustaka Jaya (1993).
Kabut adalah salah satu puisi yang dimuat dalam antologi Isyarat karya Kuntowijoyo terbitan Pustaka Jaya (1967).
Adalah aku yang hilang, tersesat di jenggala hitam, menangis di pinggiran metropolitan.