Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Soetiyastoko Pendidikan | Eksistensi Penulis di Tengah Bayang - Bayang AI

18 September 2025   01:20 Diperbarui: 18 September 2025   01:20 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, setiap kali jari-jarinya menekan huruf di papan ketik, ia tahu: yang lahir bukan sekadar kata, melainkan denyut kehidupan.

Tulisan-tulisan itu ibarat anak sungai yang mengalir ke samudra, membawa cerita manusia yang tak tergantikan oleh mesin. Tak ada sungai yang alurnya sama, lintasannya pun pasti beda.

*Kesimpulan*

AI memang mampu menulis cepat, rapi, dan meniru siapa pun. Namun, ruh tulisan lahir dari manusia. AI hanyalah alat, seperti kuas bagi pelukis atau kamera bagi fotografer.

Perlu kita garis bawahi, kuas yang sama, kamera yang sama --  *hasilnya akan berbeda* bila pelukis dan fotografernya *berbeda*. Walau obyek yang difoto atau dilukis --persis sama.

Penulis yang bijak memperlakukannya sebagai sahabat, bukan majikan.

*Hikmah*

Teknologi seharusnya memperdalam kemanusiaan, bukan menghapusnya. Justru dengan AI, kita diingatkan kembali bahwa nilai tertinggi dari tulisan adalah keunikan jiwa penulis itu sendiri.

*Pelajaran*

Jangan khawatir tergantikan mesin---jadilah penulis yang menghadirkan nyawa dalam tulisan.

AI bisa membantu, tetapi hasil akhirnya tetap perlu sentuhan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun