Mohon tunggu...
Surya Aditya
Surya Aditya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapapun Berhak Merdeka Belajar

8 Mei 2021   16:31 Diperbarui: 8 Mei 2021   16:40 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PB Aryatmoko dalam Live Kajian Trending Dokter Marhaenis Rabu Malam 5 Mei 2021-dokpri

Program Merdeka Belajar menekankan pada 8 poin-poin penting yang terdiri dari: Pertama KIP Kuliah dan KIP Sekolah, kedua Digitalisasi Sekolah, ketiga yaitu adalah Prestasi dan penguatan karakter, keempat Guru Penggerak, kelima Kurikulum Baru, keenam Revitalisasi pendidikan vokasi, ketujuh Kampus Merdeka sebagai peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Kedelapan Pemajuan Kebudayaan dan Bahasa (Kompas.com).

Bung Moko mengatakan bahwa adanya Merdeka Belajar sangat bagus untuk mengembangkan kualitas pendidikan karena menurutnya pengetahuan adalah sebuah kekuatan. 

“Pengetahuan adalah kekuasaan atau knowledge is power, karena dengan pengetahuan kita punya kuasa atas banyak hal terutama penguasaan kita terhadap alat dan sosial.” kata PB Aryatmoko.

Meskipun begitu Bung Moko menggap bahwa pengetahuan adalah no 2 saja dan bukan sesuatu yang utama. Pendidikan yang utama menurut Bung Moko adalah pendidikan karakter. Terutama dengan mengedepankan Pancasila sebagai sumber pendidikan karakter bangsa kita.

“Kalau kita belajar Pancasila, kalau kita belajar Marhaenisme. Marhaenisme itu merupakan teori ekonomi politik yang akan memberi kita frame untuk kita mencapai kemakmuran. Jadi, sangat sayang kalau kita belajar tetapi di kemudian hari tidak memberi dampak kepada kita.” ujar Bung Moko.

Kritik terhadap dunia pendidikan juga disampaikan oleh Bung Moko terutama dalam hal komersialisasi pendidikan di mana pendidikan hadir hanya untuk mendapatkan keuntungan finansial saja seperti dengan adanya biaya pendidikan yang tinggi sementara kemampuan membayar bagi para peserta didik tidak mencukupi. Meskipun begitu Bung Moko tidak terlalu mempermasalahkan 

“Banyak sekolah yang mengambil untung dari pendidikan. Walaupun hal tersebut tidak salah. Karena memang pendidikan itu mahal.”

Hal ini membuat Bung Moko bertanya-tanya mengenai perguruan tinggi negeri dengan adanya UKT yang mahal pasti ada yang tidak sanggup untuk membayar. Hal ini yang disebut Bung Moko dengan komersialisasi pendidikan. “Dosen gaji tinggi, mahasiswa bayar rendah, pembiayaannya gimana?” pertanyaan ini dilontarkan Bung Moko kepada pemerintah karena menganggap tidak adanya keadilan bagi mahasiwa yang tidak mampu dan tidak terserap kepada program-program beasiswa. 

“Saya berharap kepada pemerintah tidak melanggengkan kebodohan.” - PB Aryatmoko

Kemudian Bung Moko juga berpesan kepada pemerintah agar tidak melanggengkan kebodohan. Karena menurutnya pendidikan adalah hak semua warga negara Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka kran pintu masuk bagi semua calon pendaftar kampus-kampus negeri termasuk kepada calon peserta didik yang memiliki kemampuan akademik rendah. Sehingga dengan adanya hal tersebut dapat membantu meningkat mutu kualitas peserta didik siapapun itu menjadi lebih baik lagi. 

“Pendidikan selalu mengalami dilema, tetapi harus ada perhatian khusus dari pemerintah untuk tidak berkontribusi terhadap melanggengkan pembodohan. Meskipun bodoh secara akademis tidak ada jaminan akan membuat hidup seseorang menjadi sengsara.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun