"Tak usah membayar."
Â
 "Nanti Ibu rugi."
Â
 "Ibu sudah senang ada Neng Ima yang menemani Ibu berbincang. Jenuh sekali tinggal di sini. Sepi seperti kuburan!"
Â
 "Terima kasih banyak, Bu. Semoga Ibu banyak rezeki. Aku izin tinggal dulu di sini. Masih menunggu kedatangan Alam dan beberapa kenalan," sahutku. Aku sengaja tak memberitahu Bu Nia akan kedatangan polisi. Tak ada salahnya berhati-hati, walaupun itu terhadap Bu Nia yang tampak polos.
Â
 Bu Nia menganggukkan kepala. Kemudian, ia menatapku dengan pandangan ganjil. "Neng Ima, jika Ibu berkata seperti ini, Neng akan marah pada Ibu?"
Â
 "Tentu saja tidak. Ada apa, Bu?"