Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merayu Tuhan

7 Agustus 2025   09:15 Diperbarui: 7 Agustus 2025   09:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiang penyangga hidupnya dipeluk rapat.  

Terkadang letih meracik jadi murka,

"Bajingan!" terlantun dalam hati yang terkoyak.  

 Sumpah serapah yang pahit dan pedas,  

Tetap kau simpan di bantal, tak sampai merusak.  

Di dasar kalbu yang terluka parah,  

Mengalir deras rasa sayang yang tak mau mati.  

Walaupun lelah dia tetap 'Merayu Tuhan'

"Ubahlah dia, Tuhan... Kembalikan dia padaku."  

Ia bertahan. 

Bukan karena luka tak perih,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun