“Ini agenda elit global untuk membunuh rakyat,”, “Jadikan pejabat dan menteri kesehatan serta keluarganya jadi kelinci percobaan dulu,”, “Pejabat saja, jangan ada yang mau jadi kelinci percobaan,”, “Yang divaksin pejabat dan koruptor saja,”, adalah beberapa respon dengan nada yang sama dari sebagian masyarakat Indonesia saat ini ketika media tengah ramai memberitakan tentang uji coba klinis vaksin Tuberkulosis (TBC) terbaru saat ini.
Diberitakan Indonesia menjadi negara untuk uji coba vaksin TBC yang terbaru. Namun selain Indonesia, ada negara lain yang juga ikut di dalam uji coba ini yaitu Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Masyarakat juga berpandangan negatif terhadap Yayasan Bill & Melinda Gates yang menjadi salah satu penyandang dana untuk uji klinis vaksin TBC baru ini.
Masyarakat sibuk memberikan opini menolak menjadi 'kelinci percobaan', sementara mereka tidak menyadari bahwa penyuntikan vaksin uji ini sudah selesai dilakukan. Hal ini pun sebenarnya sudah diberitakan oleh banyak media, namun masyarakat khususnya netizen yang mendapat informasi berupa potongan berita di media sosial tidak membaca lebih mendetail lagi akan hal ini. Bahkan untuk berita yang disajikan dalam bentuk videopun tidak disimak dengan baik.
Uji coba vaksin sesungguhnya adalah istilah yang kurang tepat, seakan dicoba-coba seperti mencoba makanan atau minuman. Istilah yang lebih tepat adalah uji praklinis dan uji klinis.
Semua produk farmasi, baik obat, suplemen, vaksin, maupun serum sebelum resmi dirilis ke pasar haruslah melewati serangkaian uji yang dikenal dengan uji praklinis dan uji klinis.
Vaksin kandidat M72 ini tentunya sudah lolos uji praklinis (uji di laboratorium secara in vitro dan uji ke binatang) karena kini sudah dalam tahapan uji klinis fase 3.
Sejak November 2024, total 2.095 partisipan di Indonesia telah mendapatkan suntikan vaksin M72. Partisipan terbanyak dari provinsi Jawa Barat. Jadi sudah setengah tahun yang lalu para partisipan mendapatkan suntikan dalam rangka uji klinis fase 3 vaksin TB M72.
Ada beberapa pengetahuan dasar yang harus diketahui sehingga kita tidak keliru memahami membuat aneka dugaan konspirasi akan uji klinis vaksin ini.
TB dapat diobati, mengapa jutaan orang masih meninggal karena TB?
Dalam 100 tahun terakhir, berbagai penelitian terkait tuberkulosis (TB) telah menyelamatkan banyak nyawa namun masih gagal mengendalikan penyakit ini. WHO memberikan data 10.8 juta orang terinfeksi TB dan 1,25 juta meninggal akibat TB pada tahun 2023.