Mohon tunggu...
Yubal Yamasema
Yubal Yamasema Mohon Tunggu... Full Time Blogger - the song from quiet

I am Mr. Alone from loneliness language on the vacuum in other world...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ASRI, Arah Seni Rupa Indonesia

20 Agustus 2019   12:31 Diperbarui: 20 Agustus 2019   12:42 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani ataupun peternak pun tidak harus menunggu masa panen untuk mendulang penghasilan jika dapat menerapkan seni rupa murni informasi PRIAMBODO (Peran Reformasi Inisiatif Akuntabel Masyarakat Botani Domestik) dengan konsepsi budaya bermain seperti:metode lingkup luas DEWISRI (Desa Wisata Sosial Implementasi Reformasi Industri) ataupun metode lingkup terbatas TABERNAKEL (Taman Bermain Natural Kooperatif  Ekonomi Lahan). Lokasi Indonesia di antara empat benua dunia secara geografis sudah menjadi semacam inventaris semenjak jaman Atlantis sebagai negara persinggahan. Trilogi pembangunan sosial "sasmaka, sasmaya, sasmita" sebagai fungsi pun pada akhirnya dapat memunculkan main sosial pada kehidupan masyarakatnya menjadi CORAK (Cagar Obyektif Rakyat Akuntabel dan Kooperatif). Dari rakyat, oleh rakyat, dan kembali ke rakyat.

CORAK main sosial dapat menjadi tajam dan kokoh jika main politik menjadi pelopor yang memegang prinsip seni rupa murni infomasi KERIS (Kooperatif Ekosistem Reformasi Industri Sekuler). KERIS yang dapat melagukan Indonesia pada suatu mars yang berbunyi:

"Di sini tempat cari senang, salah tempat kalau kau cari uang...

Di sini orang-orang, penuh kreatifitas, tempat orang-orang survive...

Di sini bukan anak-anak malas, tempatnya para pekerja keras...

Di sini bukan anak-anak manja, sedikit kerja...banyak mintanya...


Kerja, kerja, kerja, ayo kita kerja, let's go..."

Yah, itulah sekiranya suatu penggalan lirik yang dapat menjadi gambaran inspirasi dan aspirasi main politik KERIS (Kooperatif Ekosistem Reformasi Industri Sekuler). Politik yang yang kooperatif akan menjadi otomatisasi demokrasi dalam hakikat reformasi dikumandangkan semenjak kejatuhan Orde Baru salah satunya juga untuk kekondusifan ekosistem industri sekuler, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di lapisan masyarakat. Maka, main politik KERIS juga NAGASAPTA (Navigator Sanubari Politik Taman Artistik) bagi kelangsungan hidup berkelanjutan agar investasi kini jadi kelayakan invetaris regenerasi.

Fokus main politik yang dikembalikan pada hakiki berbangsa dan bernegara yang sederhana akan meringkus 'kramadangsa' dan 'sad kamamurka' dalam diri manusia yang selama ini mempengaruhi penyimpangan arah dan tujuan trilogi pembangunan ekonomi "rega, rempaka, rupa" sebagai fungsional. Sehingga, RASI (Rentabilitas Aktiva Sekuler Inisiatif) menjadi gacoan  main ekonomi meningkatkan harga produktifitas, menjalin distribusi kooperatif, dan membentuk rupa konstelasi konsumsi publik yang menjadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Main ekonomi RASI (Rentabilitas Aktiva Sekuler Inisiatif) adalah hasil fermentasi metode pendekatan LIBRA (Lingkungan Industri Budaya Reformasi Agrikultur dari akreditasi masyarakat yang fokus identifikasi pada agrikultur, investasi pada teknologi, dan prestasi pada kemakmuran. Kemakmuran yang tercapai akan menuangkan metode pemufakatan AKUARIUS (Agrikultur Kooperatif Unifikasi Artistik Reformasi Industri Usaha Sekuler) sebagai main ekonomi yang berkah dalam ilmiah maupun alamiah.

Parade

Makna Orientasi Artistik Teritorial Sekuler | dokpri
Makna Orientasi Artistik Teritorial Sekuler | dokpri
Dengan kata lain, seni rupa juga pada akhirnya bukan hanya akumulasi, tetapi juga makna. Sekarang manusia hidup dalam dunia berkelimpahan materi yang mempesona. Semua itu seakan membebaskan ratusan juta orang dari pergaulan hidup sehari-hari dan membebaskan diri untuk mengejar hasrat yang lebih berarti dan bernilai seperti; makna hidup, transendensi gengsi, dan kepuasan spiritual. Di sini, prinsip masyarakat Indonesia pada seni rupa perilaku KKN sebagai apa maknanya pencucian materialisme kalau bukan "People have enough to live, but nothing to live for; they have means but no meaning" (orang mempunyai segalanya untuk hidup, tetapi tidak ada tujuan; punya alat tetapi tidak punya makna). Padahal, prinsip dunia kehidupan maju sedang berubah perlahan-lahan. Perubahan itu menuju suatu tahap dari nilai 'Materialist' yang mengutamakan keamanan fisik dan ekonomi di atas segalanya menuju prioritas 'Postmaterialist' yang menekankan ekspresi diri dan kualitas hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun