Mohon tunggu...
Yubal Yamasema
Yubal Yamasema Mohon Tunggu... Full Time Blogger - the song from quiet

I am Mr. Alone from loneliness language on the vacuum in other world...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ASRI, Arah Seni Rupa Indonesia

20 Agustus 2019   12:31 Diperbarui: 20 Agustus 2019   12:42 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak dari tanjakan ORNAMEN adalah simbolisme alam atas, yaitu kedirgantaraan. ORNAMEN ini juga terdiri dari dua (2) metode yang berupa ORNAMEN Garuda dan ORNAMEN Lidah Api. ORNAMEN Garuda merupakan metode pendekatan simponi sosial untuk kendala sistem'awang-awang' (ketinggian, angkasa) intuisi pada inspirasi dan aspirasi sosial lebih mudah dimengerti. Karena di samping bentuknya yang sederhana juga penggambarannya sangat jelas dan khas melambangkan kekuatan dan keperkasaan eksistensi. Mereformasi kehidupan "so-sial"(jadi sial) yang diperumitkan oleh peruntungan usaha kehidupan pada "waktu adalah uang". Padahal, waktu itu sesungguhnya adalah 'ruang' seni rupa untuk kerumitan waktu itu menjadi bentuk yang sederhana atau "simple present tense".

Angkasa adalah kunci siklus waktu kehidupan menjadi efisiensi kerumitan yang disederhanakan. Menyatakan suatu kebiasaan atau suatu perbuatan yang biasa dilakukan, yaitu 'nilai lebih' akal pikiran manusiawi. 'Nilai lebih' itu adalah ego atau ambisi untuk kekuatan dan keperkasaan MLM(Multi Level Mind) seperti ornamen tanduk naga, tanduk rusa, tanduk Caribou, ataupun ornamen cabang-cabang pohon hayat. 'Nilai lebih' itu adalah untuk menyatakan suatu kebenaran yang tidak dapat dibantah, yaitu mosi atau kepuasan yang merujuk pada pencapaian kesenangan atau kebahagiaan. Maka, alam atas menjadi penyederhanaan waktu kehidupan. Oksigen yang terkandung di angkasa menjadi penyederhanaan sumber waktu untuk nafas makhluk hidup. Perjalanan yang membumbung di angkasa menjadi penyederhanaan samber (sambar) waktu untuk nifas MLM(Multi Level Mind) makhluk hidup mencapai tujuan. Awan yang mengandung air di angkasa menjadi penyederhanaan ember waktu untuk fase kehidupan.

Maka, ORNAMEN Garuda menjadi reformasi transportasi angkutan umum Indonesia yang merata dalam jangkauan pelosok-pelosok daratan maupun lautan. Dan jenis reformasi transportasi yang perlu dikembangkan dan sesuai dengan kondisi geografis Indonesia adalah transportasi amphibi. Dalam transportasi alam atas ada ABALONE (Angkutan Balon Ekpedisi) yang sangat simpel dan multifungsi dalam menjangkau pelosok-pelosok pegunungan maupun lautan. Selain mengkonversi sumber energi alami, model transportasi ini juga menghemat landasan pacu, karena metode lepas landasnya seperti helikopter. Selain sebagai sarana transportasi rutinitas mobilisasi masyarakat, ABALONE sangat prospek sebagai prasarana transportasi pengembangan pariwisata "Visit Indonesia" ke pelosok.

Angkutan Balon Eksplorasi (ABALONE) | dokpri
Angkutan Balon Eksplorasi (ABALONE) | dokpri
Kemudian selain beroperasi di udara, ABALONE juga dapat dioperasikan di dalam perairan sebagai kapal selam ataupun kapal biasa di permukaan laut. Karena, selain desain yang diadopsi dari kerang laut atau tiram, sistem pengaturan gaya tarik juga diadopsi selayaknya pengaturan katup pompa kapal selam untuk tenggelam dan muncul di permukaan. Dan bila memungkinkan, ABALONE juga dapat dikembangkan sebagai alat transportasi antariksa.

Untuk mereinkarnasi atau melahirkan kembali waktu, ORNAMEN Lidah Api menjadi metode pemufakatan dengan kesaktian atau keperkasaan ambisi untuk mendapatkan apa yang diinginkan karena dalam pemakaiannya kehidupan oleh lidah-lidah api (deretan roh) sebagai sinergi. Dan sinergi ini mengkombinasikan waktu untuk komplikasi kehidupan dalam memberi dan menerima yang bagaikan sambaran PETIR (Politik Ekonomis Tirani) khaos dalam kehidupan sosial itu pada praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Sebab, PETIR itu kemudian menyambar-nyambar dalam kehidupan sosial SATIR (Sarana Tirani) walau bersabar-sabar bangsa dan negara akhirnya menjadi kehidupan sosial KENTIR (Kolonialisasi Ekosistem Nasional Tirani). Hangusnya sosial untuk ingus-ingus itu bagus. Ibarat petir yang diselaraskan oleh penangkal petir, Lidah Api menjadi penangkal untuk simponi sosial ORNAMEN (Orientasi Nautika Maritim Ekosistem Nasional). Karena, Lidah Api adalah simponi seni rupa hati pembangunan personal. Lidah Api adalah 'katarsis' (penyucian diri) untuk jiwa susu yang rusak sebelangga hanya karena oleh nila setitik.   

ORNAMEN sosial geometri pun akan menjadikan trilogi pembangunan politik sebagai fungsi akan menampilkan konfigurasi seni rupa simponi politik GAMELAN (Guntai Aransemen Masyarakat Ekosistem Labirin Artistik Nasional). Simponi ini merupakan himpunan alat musik yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Jadi, mengapa tidak seperti gamelan ini bangsa dan negara Indonesia yang sebelumnya telah diwujudkan melalui Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam satu suara untuk sekali di udara tetap di udara; bertumpah darah Indonesia,berbangsa yang satu pada Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan Indonesia. Bila dikonversikan dalam simponi, 'trias politica' republik sekiranya dapat menjadi patroni yang harmoni dalam insani. Yudikatif terkonversi dalam kenong dan kethuk secara konstitusional. Legeslatif terkonversi dalam bonang dan bonang penerus secara komunal. Sedangkan Eksekutif terkonversi dalam gong secara multinasional. Sisanya adalah konversi rakyat itu sendiri seperti dalam etnis (Demung, Saron, hingga Peking), agama (Gambang), maupun mata pencaharian (Kendang).


Orkes gamelan dalam penalaan dan pembuatannya adalah suatu proses kompleks, sama hal-nya dalam eksistensi bangsa dan negara Indonesia dalam prosesi Reformasi pembangunan yang kompleks. Simponi gamelan hingga sekarang ini sudah merupakan gabungan dari pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakan musik dari India, bowed string dari Timur Tengah, bahkan gaya militer Ocidental maupun Oriental dapat kita temukan pada musik tradisional Jawa dan Bali saat ini bersama tariannya seperti; Kuda Lumping dan Kecak.

Kemudian dalam orkes gamelan Bali, interaksi komponen yang sarat melodi, irama, dan warna suara mempertahankan kejayaan simponi itu sendiri. Pilar-pilar simponi itu menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan simponi khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, salah satu yang terlewatkan dari Reformasi dalam pembangunan adalah simponinya. Bali maupun Yogyakarta dalam parawisata menyumbang banyak daya tarik wisatawan hanya pada simponi akulturasi klasik yang sederhana. Jadi, mengapa harus ngotot untuk merevolusi Indonesia pada model "Revolusi Industri" ala Inggris dan Amerika Serikat yang jelas-jelas dalam Orde Baru tidak menjadi suatu simponi yang menyatu dalam perpolitikan Indonesia. Reformasi Indonesia, seharusnya janganlah terpasung pada gengsi besar-besaran ketinggalan jaman pada industri alat berat. Hal ini terlalu riskan dari keterpurukan SDM yang telah lama dipancung oleh kolonialisme Barat. Dan sekarang, kolonialisme dalam feodalis itu kini menjelma pada taring NEKOLIM (Neo Kolonialisme-Imperialisme).

Pendidikan dan kebudayaan Indonesia butuh penyegaran untuk simponi antara SDM dengan SDA sebagaimana Bali telah mencontohkan melalui industri pariwisata dengan kehidupan masyarakatnya yang selaras dengan alam. Penyelarasan simponi politik itu GAMELAN (Guntai Aransemen Masyarakat Ekosistem Labirin Artistik Nasional) digambarkan melalui penalaan laras seni rupa terapan konsepsi; PELOG (Politik Ekosistem Logistik), SLENDRO (Simposium Lahan Ekonomi Nasional Demokratis Reformasi Otonomi), DEGUNG (Deklarasi Ekonomi Geometris Unggulan Nasional Geografis), dan diatonika MADENDA (Masyarakat Akuntabel Deklarasi Ekonomi Nasional Demokrasi Artistik).

PELOG (Politik Ekosistem Logistik) merupakan seni rupa simponi politik GAMELAN (Guntai Aransemen Masyarakat Ekosistem Labirin Artistik Nasional) sebagai metode pendekatan untuk reformasi tatanan sirkulasi nasional dari arus kepentingan akan penimbunan dan penyelundupan. Kemudian penetralan itu menghasilkan neraca simponi politik pada metode pemufakatan SLENDRO (Simposium Lahan Ekonomi Nasional Demokratis Reformasi Otonomi) yang menjadi jilid baru simponi seni rupa distribusi.

Selanjutnya simponi politik GAMELAN menjadi dinamis untuk mendengungkan DEGUNG (Deklarasi Ekonomi Geometris Unggulan Nasional Geografis) melalui desain KOPERASI dan cerita NARASI dalam mengapresiasi distribusi yang menjadi poros keselarasan antara produksi dan konsumsi dalam permintaan dan penawaran pangsa pasar. Secara kooperatif, pemufakatan MADENDA (Masyarakat Akuntabel Deklarasi Ekonomi Nasional Demokrasi Artistik) menjadi pesta demokrasi rakyat dalam berpartisipasi membangun bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun