Mohon tunggu...
sefiaage
sefiaage Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Layak

24 Februari 2021   19:46 Diperbarui: 24 Februari 2021   20:06 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

Saat aku berjalan kaki menuju rumah aku gelisah khawatir ibu akan marah padaku soal kecelakaan yang terjadi tadi pagi ulah kecerobohanku. Tangan dan kakiku benar-benar dingin gemetar, tapi langkah kakiku terus berjalan di atas jalan menuju rumahku. Sepanjang jalan aku mengatur nafas agar tidak pingsan di jalan saking khawatir, gelisah, dan takutnya aku ibu marah.

Kondisi ekonomi keluarga kami memang bukanlah orang yang berada, terlebih setelah ayah dan ibuku bercerai ibuku harus menyicil hutang yang disebabkan oleh ayahku. Maka mengapa ibu begitu berusaha untuk mengambil pekerjaan sampingan di kantornya agar mendapat bonus dari atasannya.

Aku sampai di depan rumah aku ragu untuk masuk ke rumah walaupun ibuku belum sampai di rumah, aku terpikir untuk ke rumah Selfhy dan meminta tolong pada orang tuanya agar ibuku tidak marah padaku. Tapi jika sekarang aku tidak pulang ke rumah aku hanya akan membuat masalah baru lagi, cukup hari ini sudah 2 masalah yang tidak ringan yang telah datang padaku.

Aku tidak merasa lapar sama sekali, begitu masuk rumah aku langsung menggeledah setiap sudut yang ada di kamarku dan rumah siapa tahu amplop uang sekolah itu memang tertinggal atau terjatuh disini. Setelah aku cari-cari aku tetap tidak menemukannya, aku yakin amplop uang tersebut sudah benar-benar hilang dan lagi langit sudah menggelap aku harus segera berbenah diri karena masih pakai seragam sekolah dan lumayan berkeringat. Aku juga harus cepat menyulap rumah menjadi rapi dan bersih sebelum ibu pulang.

Saat aku di kamar sedang menyiapkan keperluan sekolah esok hari tiba-tiba terdengar suara ibu yang membuka kunci pintu. Aku seketika menenangkan diri dari ketegangan yang kurasakan dan berfikiran yang baik-baik juga berharap ibu tidak marah padaku. Tapi aku yakin ibu akan marah padaku bagaimanapun aku berharap untuk ibu tidak marah.

Tidak lama ibu masuk ke dlam rumah tiba-tiba

"Sasha kemari." Dua kata awal keluar dari mulut ibu yang membuatku panik.

"y.. Ya bu." Sahutku sambil keluar dari kamar.

Aku langsung meliat ibu menyambutku sedang duduk di kursi ruang tamu masih dalam kondisi berpakaian kerja dan tas yang dipakainya terletak di samping tempat Ia duduk. Jantungku seketika tertekan dadaku terasa berat aku terus mengontrol nafasku berusaha menenangkan diriku sendiri.

"duduk disitu." Kata ibu sambil menunjuk kursi yang berada di hadapannya. Aku yang tak dapat berkutip langsung duduk di kursi hadapan ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun