Mohon tunggu...
sefiaage
sefiaage Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Layak

24 Februari 2021   19:46 Diperbarui: 24 Februari 2021   20:06 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"jawab ibu dengan jujur. Kamu tidak apa-apa?"

"aku tidak apa-apa bu, tidak ada luka atau lecet padaku." Jawabku dengan pelan tidak ingin ibu tambah marah.

"kamu itu ada apa? Kamu tahu pekerjaan ibu tidak santai, mengapa kamu berulah sampai merugikan orang lain?!" tanya ibu dengan nada bicara yang cukup tinggi. Aku tahu ibu akan marah dan aku mengerti jika sekarang ibu membicarakannya dengan nada yang tinggi, ibu baru pulang dari kerjanya dan melalui perjalanan yang cukup jauh antara tempat kerjanya dengan rumah ini, dengan sekolahku.

"mm maaf bu tadi pagi aku benar-benar panik karena pertama kali aku bangun kesiangan sampai setelat itu. Yang aku pikirkan hanya untuk cepat sampai ke sekolah."

"makanya jangan tidur terlalu malam agar dapat bangun lebih awal dari pagi. Bukankah seperti itu biasanya kamu?" ibu masih bicara dengan nada marahnya. "kamu tahu berapa kerugian tadi yang harus diganti?" lanjut ibu padaku.

Aku hanya dapat menggelengkan kecil kepalaku.

"total untuk motor dan mobil itu Rp. 2.200.000; itu bukan uang yang kecil bagi kita! Kamu itu menapa sih? Kamu juga tahu sendiri ibu mencari uang sendirian, selain untuk menghidupi kita berdua ibu juga dikejar-kejar pembayaran hutang ayahmu yang tidak tahu diri itu sangat besar! Ibu tahu kamu masih sekolah kamu tidak mungkin dan belum saatnya untuk mencari uang, maka setidaknya kamu jangan banyak mengganggu pekerjaan ibu contohnya tadi saja dijam kerja ibu kamu membuat ibu bulak-balik untuk ke sekolah dengan jarak yang tidak dekat." Ibu memarahiku

"i iya bu maaf, aku tidak lagi membuat ibu repot dan mengganggu pekerjaan ibu." Jawabku.

"baguslah jika begitu! Lagipula lebih mending jika kamu pintar, juara kelas, penuh bakat, tidak memalukan ibu jika ibu bawa kamu bertemu dengan rekan-rekan ibu yang anak-anak mereka itu bisa mengurus diri sendiri sampai setiap hari mereka cantik dan tampan, merepotkan dan mengganggu ibu pun ibu mungkin tidak akan terlalu kesal padamu!" Lanjut ibu memarahiku, lalu ia masuk ke kamarnya.

Akupun kembali ke kamar dalam kondisi sakit hati atas ucapan ibuku sendiri padaku. Aku sudah berusaha dan berhasil menurunkan berat badanku, tapi aku masih kurang cantik di mata orang termasuk ibuku sendiri. Lalu aku kembali teringat nasib uang sekolahku bulan ini yang hilang. Aku sangat tidak mungkin untuk bilang pada ibu bahwa aku telah menghilangkan uangnya. Pasti akan hanya menambah beban dan amarah ibu saja.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun