Mohon tunggu...
sefiaage
sefiaage Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Layak

24 Februari 2021   19:46 Diperbarui: 24 Februari 2021   20:06 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ibuku harus datang lagi ke sekolah untuk melunasi pembayaran bulanan sekolahku saat ibuku di acara penting perusahaannya bekerja. Aku pasti akan dimarahinya lagi karena telah mengganggu lagi pekerjaannya. Ini sungguh kejadian yang tidak ku sangka. Setelah membereskan pembayaran ibuku kembali lagi ke tempat kerjanya.

Sepulang sekolah aku tetap kembali bekerja dan aku mendapatkan uang hasil kerjaku selama 5 hari di toko kue ibunya Selfhy. Dan malam hari ibuku pulang saat aku ketiduran di meja belajarku. Aku tidak mendengar ibuku memanggilku atau marah-marah jadi aku lanjut tidurku di kasur.

Tidak ku sangka ternyata di hari Minggu pagi ini ibuku benar-benar meluapkan amarahnya yang membuat jantungku sangat berdebar.

"Sasha! Keluar kamu!" teriak ibuku di pagi hari saat aku sedang merapikan kamarku.

"iya bu.." sahutku pelan karena terkejut dan juga takut aku sambil menghampiri ibu.

"kamu itu memang benar-benar seperti ayahmu! Tahunya hanya menyulitkan hidup orang! Kalian itu sama-sama hanya membebani ibu tahu! Sudah berapa banyak uang yang kamu lihat yang harus ibu keluarkan karena ulahmu! Karena kamu atasan ibu marah pada ibu dan membuat kecewa klien" amarah ibuku.

"ibu aku benar-benar minta maaf karena lagi-lagi aku merepotkan dan mengganggu pekerjaan ibu. Aku sungguh tidak sengaja bu" ujarku.

"ibu tidak mau lagi peduli padamu! Mulai sekarang uruslah dirimu sendiri jangan lagi bergantung pada ibu! Uang-uang yang seharusnya untuk menyicil hutang ayahmu itu ibu keluarkan karena kesalahanmu! Silahkan sekarang juga kamu bereskan barang-barangmu. Ibu harus lembur membereskan pekerjaan yang hancur kemarin." Lanjut marah ibuku sambil pergi meninggalkan aku.

Hatiku sangat sakit mendengarkan ucapan ibu yang begitu menusuk hatiku. Aku sangat menangis sambil mengemas barang-barangku cepat-cepat. Aku menelepon nenek dan nenek memanggilkan mobil sewa menjemputku dan barang-barang yang aku bawa. Aku tinggalkan uang untuk mengganti uang sekolah yang telah aku hilangkan di kamar ibu. Sepanjang jalan hingga sampai di rumah nenek aku tak henti menangis tersedu.

***

Dua tahun berlalu dari aku lulus sekolah. Saat lulus sekolah aku tidak langsung melanjutkan kuliah karena memangnya biaya dari mana? Nenekku hanya punya penghasilan dari uang pensiunnya jadi aku melamar pekerjaan di sebuah perusahaan dan aku diterima bekerja disana di bagian administrasi. Selama hampir 1 tahun aku menjadi karyawan magang akhirnya aku diangkat menjadi karyawan tetap tetapi aku ditugaskan di cabang perusahaan yang berada di luar kota sehingga aku harus meninggalkan nenek, di luar kota aku tinggal di kosan karena di kosan lebih murah dan akan ada uang lebih yang dapat aku tabung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun