Di Bawah Langit Jingga
Di bawah langit senja yang membara,
di mana awan berarak, menari-nari,
aku temukan ketenangan, di antara dedaunan,
yang berbisik rahasia, di hembusan angin sepoi-sepoi.
Warnanya jingga menyala,
merah mencolok, ungu berbisik lembut,
kanvas alam yang luar biasa indahnya,
karya Sang Pencipta, yang tidak akan pernah pudar.
Matahari meredup, perlahan-lahan,
meninggalkan jejak keemasan, di ufuk barat,
membawa pergi, sisa-sisa hari yang berlalu,
menyambut datangnya malam, yang penuh teka-teki.
Di sini, di antara cahaya dan bayangan,
aku merenung, tentang kehidupan dan semua isinya,
tentang kasih dan kehilangan, tentang suka dan duka,
tentang mimpi dan kenyataan, yang bercampur aduk.
Burung-burung kembali ke sarang,
mencari perlindungan, dari gelap yang mendekat,
suara-suara alam, merdu menggema,
menenangkan jiwa, yang lelah dan resah.
Angin bertiup, membawa aroma tanah basah,
dan bunga-bunga malam, mulai mekar perlahan,
menebarkan wanginya, di udara yang sejuk,
menghiasi malam, dengan keindahannya yang menawan.
Di bawah langit senja yang membara,
aku menemukan ketenangan, di tengah kesibukan dunia,
sebuah pelarian, dari kenyataan yang keras,
tempat untuk bermimpi, dan menemukan jati diri.
Bintang-bintang mulai berkilau,
satu per satu, menghias langit malam,
seperti mutiara yang tersebar, di atas kain beludru,
menciptakan keajaiban, yang tak pernah usang.
Bulan purnama, muncul di antara awan,
menyinari bumi, dengan cahaya yang lembut,
menemani malam, dengan pesonanya yang memikat,
mengucapkan selamat malam, pada dunia yang tertidur.