Mohon tunggu...
ROSITA LARASWATI
ROSITA LARASWATI Mohon Tunggu... Guru - Profesi : Guru

Hobi : Menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PAUD

10 Desember 2022   17:44 Diperbarui: 10 Desember 2022   17:58 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BEST PRACTICES

PPL 1 - 4

PPG DALAM JABATAN KATEGORI 2

 

NAMA       : ROSITA LARASWATI, S.Pd

NIM           : 22124299161

 

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

 TAHUN 2022

 

TK AL FATHIMIYAH

 KELOMPOK USIA :

ANAK USIA 5 -- 6 TAHUN SEBANYAK 13 ANAK 

TUJUAN : 

  • Meningkatkan kemampuan memecahkan suatu masalah melalui kegiatan bermain Puzzle
  • Meningkatkan kemampuan anak dalam Menyusun huruf menjadi kata
  • Meningkatkan Kemampuan  Dalam Mengenal Dan Menyebutkan Angka 1 -- 10 Dengan Benar Dalam Penulisan
  • Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Mengembangkan Fisik Motorik Halus Melalui Menjahit

 PENULIS      : ROSITA LARASWATI, S.Pd

 TANGGAL  : 

 

  • 13 OKTOBER 2022
  • 26 OKTOBER 2022
  • 09 NOVEMBER 2022
  • 26 NOVEMBER 2022

 

BEST PRACTICES PPL AKSI 1

 

Kamis, 13 Oktober 2022

 

  • SITUASI 
  • Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah 1 pada PPL siklus 1 adalah sebagai berikut :

 

Kondisi yang Menjadi Latar Belakang Masalah adalah :

 

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari terlihat bahwa diantaranya:

 

  • Pilihan gambar yang tidak  menarik minat belajar anak
  • Media yang disediakan kurang memadai
  • Anak kurang konsentrasi dalam menyelesaikan tugas
  • Kurangnya minat belajar anak
  • Strategi guru yang monoton
  • Minat belajar anak yang kurang dalam kegiatan pembelajaran
  • Guru kurang menggunakan metode permainan juga lebih mengasyikkan dan membuat anak tidak merasa tertuntut dan tertekan dalam menerima pembelajaran,

 

Praktek ini penting untuk di implementasikan karena :

 

Kemampuan Memecahkan Masalah pada anak sangat penting dilakukan agar anak dapat menyelesaikan tugas meskipun mengalami kesulitan.

 

  • Kemampuan anak dalam memecahkan masalah (problem solving) dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya baik dalam kemampuan berfikir maupun kreativitasnya (Utami, & Sarumpaet, 2017).
  • Menurut Dariyo (dalam Safitri, D., Syukri, M., 2014) mengutarakan bahwa aspek kognitif sebagai salah satu bidang pengembangan ketrampilan dasar dalam kurikulum TK memegang peranan yang vital dalam upaya mengembangkan ketrampilan berpikir anak supaya dapat mengelola perolehan belajarnya, dapat menjumpai bermacam-macam opsi penyelesaian permasalahan, mendukung anak untuk mengembangkan keterampilan logika matematikanya dan pemahaman akan ruang dan waktu serta ketrampilan untuk memilah-milah, mengklasifikasi serta merancang pengembangan keterampilan berpikir teliti.
  • Menurut Darsinah pemecahan masalah adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Pemecahan masalah juga dapat diartikan sebagai proses berpikir yang meliputi tiga aktivitas yaitu menemukan, merumuskan dan menerapkan solusi masalah. Pemecahan masalah hendaknya dilaksanakan secara berkelanjutan dan diterapkan pada proses pembelajaran, agar kemampuan anak untuk berpikir kritis dapat berkembang dengan baik.
  • Praktek ini penting dilakukan agar anak dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah melalui kegiatan menyusun puzzle
  • Memotivasi anak dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovati
  • Mengatasi permasalahan dalam kemampuan memecahkan masalah anak dan membagikan pengalaman kepada guru yang menghadapi masalah yang sama
  • Menjalankan tugas sebagai mahasiswa PPL PPG Daljab Kategori 2 LPTK Universitas Negeri Yogyakarta

 

Peran dan tanggungjawab saya selaku guru adalah

 

  • Mencari solusi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan suatu masalah untuk kegiatan pembelajaran seperti melalui kegiatan puzzle
  • Merancang pembelajaran inovatif berbasis proyek dengan pola pendekatan saintific bermuatan STEAM

  • TANTANGAN
  • Dalam melaksanakan PPL siklus 1 beberapa tantangan yang terjadi dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu;
  • Pada kegiatan Menyusun kepingan puzzle donat dari Puzzle Balok yang sudah di buat dan di hias sesuai dengan tema dan di beri tulisan Donat pada bawah gambar donat. Pada kegiatan ini anak masih merasa kebingungan dalam menggabungkan kepingan-kepingan puzzle.

  • https://youtu.be/zgMKX_tE9Jg

  • Pada kegiatan menghias donat menggunakan kue donat asli, anak dapat menghias dengan sesuai kreasi anak, terlihat anak sangat antusias dalam melakukan kegaiatn tersebut.
  • Pada kegiatan kolase gambar donat , anak dapat mengkolase dengan baik dan sesuai dengan kreasi anak menggunakan bahan alam yang disediakan seperti biji-bijian

  • Setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga anak kurang focus dengan yang dilakukan karena terpengaruh dengan teman dari kelas lain yang sudah bermain di luar.

Dalam pelaksanaan PPL Siklus 1 beberapa keterlibatan yang terjadi dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu :

  • Anak didik sebagai subjek pembelajaran
  • Guru sebagai fasilitator dalam meningkatkan minat belajar anak
  • Teman sejawat untuk membantu dalam proses memvideo berlangsungnya PPL dan melakukan penilaian terhadap guru yang melakukan aktivitas pembelajaran
  • Kepala sekolah yang melakukan pengawasan
  • AKSI
  • Adapun Langkah-langkah untuk dihadapi tantangan yang dialami dalam PPL siklus 1yaitu:
  • Menyusun perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, bahan ajar, LKPD, RPP, Instrumen penilaian
  • Mengantisipasi persiapan kegiatan di dalam kelas agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan lancar
  • Membangun suasana yang menyenangkan agar waktu bermain juga dapat digunakan untuk kegiatan bermain peran
  • Karena pembelajaran berpusat pada anak sehingga guru dapat mengoptimalkan perkembangan anak sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
  • Menyiapkan media pembelajaran yang lebih menyenangkan lagi dan mudah untuk dipahami oleh anak
  • Memberikan pembelajaran yang berfariasi agar anak tidak mudah bosan, seperti pembelajaran yang berbasis TPACK, STEAM, HOTS. Pada kegiatan ini anak bermain Menyusun balok puzzle, menghias kue donat sesuai kreasi anak menggunakan beberapa tooping.
  • Tantangan-tantangan yang dialami dalam kegiatan PPL siklus 1dapat terselesaikan dengan baik karna melibatkan guru, dan anak didik serta untuk menyelesaikan tantangan-tantangan itu guru memerlukan sumber daya dalam pembelajaran antara lain materi-materi sesuai dengan pembelajaran, jaringan internet, laptop, video terkait materi pembelajaran dan media -- media yang menarik sehingga meningkatkan minat anak untuk belajar.
  • Adapun prosesnya yang dihadapi dalam PPL siklus 1 yaitu:
  • Pada kegiatan menonton video tentang tema yang diajarkan yaitu tentang Kue Kesukaan sebagai tampilan TPACK yang jarang diterapkan disekolah, pada kegiatan menonton vedio ini secara tidak langsung anak dapat mengamati gambar yang ada di video dengan rasa ingin tahuan. Anak-anak juga dapat mengenal huruf dengan melihat, mendengar dan memperhatikan gambar/huruf yang terdapat dalam video pembelajaran tersebut.
  • Pada kegiatan bermain Puzzle, pertama kali anak-anak di kenalkan media 3 Dimensi Puzzle Gambar Donat dan kemudian guru menunjukkan dan menjelaskan kepada anak bagaimana cara menyusunnya. Anak di persilahkan satu per satu untuk dapat bergantian dalam mengacak kepingan puzzle lalu menyusun kepingan puzzle.
  • Dengan kegiatan ini, guru dapat melihat dan menilai kemampuan kognitif anak dalam memecahkan masalah sendiri dan permainan Puzzle Bergambar ini dapat dilakukan secara berulang dan terus menerus dilakukan secara bergantian dan terus menerus pada hari selanjutnya untuk melatih anak dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi anak.

Yang terlihat adalah :

Peserta didik, rekan guru sejawat, kepala sekolah serta orangtua

  • REFLEKSI DAMPAK

Dampak dari aksi PPL siklus 1 yang dilakukan hasilnya efektif karna anak lebih termotivasi dengan adanya media kongkrit yang berbasis Saintific, Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics (STEAM) sehingga anak mudah memahami dan merasa senang karena anka bebas melakukan kegiatan yang anak sukai hasilnya sangat efektif sekali karena dari 13 anak pada kegiatan Menyusun puzzle capaian anak yaitu BSB ada 6 anak BSH ada 6 anak, kegiatan menghitung jumlah kepingan puzzle 7 anak BSB dan 6 anak BSH, pada kegiatan menghias kue donat 13 anak BSB mencapai 10 anak sedangkan BSH mencapai 3 anak.

Untuk kegiatan memecahkan suatau masalah anak juga dapat menyelesaikan tugas dengan baik terbukti ananda dalam menyusun kepingan puzzle menggunakan media 3D sangat antusias dan sennag karena hal yang baru bagi anak dalam kegiatan menggunakan media yang inovatif. Media Puzzle 3D ini tidak hanya digunakan di kelompok B saja namun dapat digunakan di kelompok A.

Respons anak terhadap pembelajaran yang diikuti yaitu anak sangat antusias dan senang sekali dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, terbukti pada saat refleksi akhir pembelajarananak memberikan pesan perasaannya anak saat mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini yaitu pembelajaran sangat menyenangkan karena anak-anak memiliki pengalaman yang baru dalam kegiatan hari ini. Anak-anak juga sangat antusias sebab pembelajaran hari ini tidak teras akita belajar sambal bermain menggunakan media pembelajaran yang menarik.

Faktor yang menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam menyelesaikan suatu masalah melalui kegiatan puzzle yaitu :

  • Anak mampu menunjukkan sikap antusias dalam menyusun balok puzzle dengan media yang bersifat 3D
  • Perkembangan pada aspek kognitif anak dapat berkembang
  • Koordinasi antara mata dan tangan dapat terlatih
  • Melatih konsentrasi dan kesabaran anak dalam menyusun puzzle

Pembelajaran yang dapat diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan adalah semestinya guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih strategi, metode dan media pembelajaran yang semenarik mungkin untuk membuat proses pembelajaran yang sesuai dengan diharapkan.

  • RENCANA TINDAK LANJUT

 Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan Setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran siklus satu dan siklus dua adalah pada tahapan Rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas dan bisa tercapai dan dengan mudah memahami, mengerti dari setiap materi yang disampaikan jadi dengan bantuan media dan sarana dan prasarana yang mendukung dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan
memudahkan anak untuk memahami materi selain itu juga melalui metode bermain sambil belajar membuat anak  lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

BEST PRACTISE PPL AKSI 2

 Rabu, 26 Oktober 2022

  • SITUASI 
  • Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah 2 pada PPL adalah sebagai berikut :

Situasi yang menjadi latar belakang masalah pada PPL siklus 2 yaitu Anak belum mampu Menyusun huruf menjadi kata pada anak kelompok B sehingga praktek ini sangat penting untuk dibagikan dengan harapan agar anak bisa membaca kata sederhana dengan cara Menyusun huruf dengan benar.
Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah harus
berupaya secara maksimal agar anak bisa membaca dengan benar dan tepat melalui metode bermain sambil belajar menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

            Kondisi yang Menjadi Latar Belakang Masalah adalah : 

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyusun huruf menjadi kata terlihat bahwa diantaranya:

  • Anak masih belum memahami betul tentang huruf abjad
  • Kurangnya stimulus yang diberikan oleh orangtua dirumah
  • Strategi guru yang digunakan masih monoton
  • Media pembelajaran yang kurang variatif

Praktek ini penting untuk di implementasikan karena : 

  • Menurut Wahya (2006: 6) mengemukakan bahwa kemampuan anak dalam menyusun huruf-huruf tertentu menjadi modal produktif bagi anak dalam menyusun huruf dengan baik. Oleh karena itu, pembelajaran menyusun huruf di Taman Kanak-Kanak biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu mengenalkan bentuk dari setiap huruf kepada anak.
  • Menurut Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik (2008: 330-331), bahwa pengertian kemampuan menyusun huruf adalah kesanggupan melakukan sesuatu dengan mengenali tanda-tanda/ciri-ciri dari tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.
  • Pendapat Ehri dan Mc. Cormack belajar huruf adalah komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak bisa membaca beberapa kata dan menyusun huruf cetak di lingkungan/environmental print sebelum mereka mengetahui abjad. Anak menyebut huruf pada daftar abjad, dalam belajar membaca tidak memiliki kesulitan dari pada anak yang tidak menyusun huruf (Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik, 2008: 331). 
  • Burnett menyatakan bahwa menyusun huruf merupakan hal penting bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf Arab dan lainnya. Berbagai huruf yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai jenis huruf. Melatih anak untuk menyusun Optimalisasi Kemampuan Menyusun Huruf Menjadi Kata 17 Melalui Permainan Huruf huruf dan mengucapkannya mesti harus diulang-ulang (Harun Rasyid dkk, 2009: 241).

Peran dan tanggungjawab saya selaku guru adalah

  • Sebagai guru dapat memberikan stimulasi kepada anak dalam kemampuan anak menyusun huruf menjadi kata dengan menerapkan pembelajaran melalui kegiatan yang bentuk permainan. Penggunaan media pembelajaran tentunya sangat penting agar anak bisa mengenal konsep angka dengan tepat dan penulisannya juga benar seperti; Media Rumah Huruf. Merancang pembelajaran inovatif berbasis proyek dengan pola pendekatan saintific bermuatan STEAM.

  • TANTANGAN

Dalam melaksanakan PPL siklus 2 ada beberapa tantangan yang terjadi dalam
mencapai tujuan pembelajaran yaitu:

 

  • Untuk kegiatan apersepsi mengenai penjelaskan tema Keluargaku dengan subtema anggota keluarga guru menampilkan PPT sesuai dengan tema, dalam menampilkan video pembelajaran anak sangat enyoy dan senang karena anak memiliki pengalaman yang baru sebab jarang terjadi guru menunjukkan video pembelajaran kepada anak. Akan tetapi, guru masih terkendalanya sarana dan prasarana yang kurang memadai di Lembaga kami seperti tidak adanya LCD dalam menampilkan video pembelajaran, guru masih menggunakan Laptop.

  • Pada kegiatan bermain Menyusun huruf menggunakan media Rumah Huruf. Anak mencari kata yang sudah guru berikan sesuai dengan tema seperti; kata a-y-a-h, i-b-u, a-d-i-k, dan seterusnya. Kemudian anak mencari ring huruf yang sudah guru letakkan di sebelah rumah huruf dan sudah di acak. Lalu anak mencari kata sesuai dengan arahan dari guru dan apabila menemukan huruf yang sesuai dengan kata yang diucapkan oleh guru anak memasukkan ring tersebut pada pipa rumah huruf, anak Menyusun huruf sampai menjadi kata yang benar. Apabila sudah melengkapi huruf itu menjadi kata guru menanyakan kepada ana kapa huruf apa saja dalam kata yang kalian susun, anak mulai mengeja dan membaca dengan baik dan benar. Guru juga mengajak anak untuk menghitung jumlah huruf yang ada dalam kata a-y-a-h. Apabila anak dapat menjawab guru memberikan pujian terhadap anak. Pada kegiatan ini masih terdapat anak yang kesulitan dalam Menyusun huruf.

  • https://youtu.be/akR3d_1iw_s

  • Kegiatan menggelompokkan tugas ayah dan menggelompokkan tugas ibu anak masih merasakan kebingungan, terbukti terdapat anak pada saat mengerjakan bertanya kepada guru "bu ini tugas siapa? (gambar sedang memasak)" anak mengatakan dirumah itu yang memasak adalah ayah bu mama tidak bisa memasak?. Disini guru memberikan penjelasan kepada anak bahwa tugas ibu bisa dilakukan oleh ayah begitu sebaliknya.

  • Terdapat murid dari kelas lain yang ingin masuk untuk mengikuti pembelajaran

Keterlibatan :

  • Anak didik sebagai subjek pembelajaran
  • Guru sebagai fasilitator dalam meningkatkan minat belajar anak
  • Teman sejawat untuk membantu dalam proses memvideo berlangsungnya PPL dan melakukan penilaian terhadap guru yang melakukan aktivitas pembelajaran
  • Kepala sekolah yang melakukan pengawasan
  •  
  • AKSI

Adapun Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang
dialami dalam PPL siklus 2 yaitu:

  • Menyusun perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, bahan ajar, RPP, LKPD dan instrumen penilaian
  • Membuat video pembelajaran inovatif dengan materi tentang sesuai tema
  • Membuat dan mempersiapkan media apersepsi sesuai dengan tema keluarga: sayur subtema : anggota keluarga
  • Menyediakan laptop yang telah dipinjam untuk menunjang proses pembelajaran yang menyenangkan dan efektif
  • Mempersiapkan ruang main untuk kegiatan anak dalam penerapan kegiatan akan dikoordinasikan dengan semua elemen, baik itu kepala sekolah, orangtua peserta didik maupun rekan guru sejawat. Strategi yang digunakan adalah semua harus berperan aktif dalam mewujudkan pemnelajaran yang efektif dan efisien.
  • Memberikan pembelajaran yang berfariasi agar anak tidak mudah bosan seperti
    pembelajaran yang berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics (STEAM), Higher Order Thinking Skill (HOTS). Melalui kegiatan Menyusun huruf dengan cara ada berapa huruf pada kata ayah, ada huruf apa saja dalam kata ayah.

Tantangan-tantangan yang dialami dalam kegiatan PPL siklus 2 dapat terselesaikan dengan baik karna melibatkan guru, dan anak didik serta untuk menyelesaikan tantangantantangan itu guru memerlukan sumber daya dalam pembelajaran antara lain materi-materi sesuai dengan pembelajaran, jaringan internet, laptop, video terkait materi pembelajaran dan media-media yang menarik sehingga meningkatkan minat anak  untuk belajar.

  • REFLEKSI DAMPAK

 Dampak dari aksi PPL siklus 2 yang dilakukan hasilnya efektif karna anak lebih
termotivasi dengan adanya media kongkrit yang berbasis Saintifik, Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art,
dan Mathematics (STEAM) sehingga anak mudah memahami dan merasa senang karena
anak bebas melakukan kegiatan yang dia sukai hasilnya sangat efektif sekali karena dari
13 siswa pada kegiatan Menyusun huruf menjadi kata  capaian anak yaitu BSB ada 10 anak, BSH ada 3 anak ,kegiatan menggelompokkan tugas ayah dan tugas ibu capaian anak BSB 6 anak, BSH 7 , pada kegiatan menggambar anggota keluarga  capaian anak yaitu BSB 8 anak, BSH 5 anak, kegiatan membuat bingkai foto capaian belajar anak BSB 6 anak dan BSH 6 anak. Dengan kegiatan ini anak mendapatkan pengalaman baru dari penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), sehingga anak memiliki ketrampilan berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

Faktor Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh penguasaan guru
terhadap materi, penggunaan media pembelajaran, metode dan langkah-langkah pada
rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang telah dibuat.

Keefektifan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah Kegiatan ini sangat efektif dilakukan dalam membantu anak untuk menyusun huruf menjadi kata  karena kegiatan ini menjadi pusat perhatian anak untuk terus menggunakan Rumah Huruf. Dengan demikian anak-anak akan lebih sering memperhatikan.

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan
adalah seyogyanya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode dan media
pembelajaran yang semenarik untuk membuat proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.

  • RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan Setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran siklus satu dan siklus dua adalah pada tahapan Rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas dan bisa tercapai dan dengan mudah memahami, mengerti dari setiap materi yang disampaikan jadi dengan bantuan media dan sarana dan prasarana yang mendukung dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi selain itu juga melalui metode bermain sambil belajar membuat anak  lebih aktif dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

 

 

BEST PRACTICE PPL AKSI 3

 

RABU, 09 NOVEMBER 2022

 

  • SITUASI 
  • Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah 3 pada PPL adalah sebagai berikut :

 

Situasi yang menjadi latar belakang masalah pada PPL siklus 3 yaitu Anak belum mampu mengenal dan menyebutkan angka 1 -- 10 dengan penulisan yang benar anak kelompok B sehingga praktek ini sangat penting untuk dibagikan dengan harapan agar anak bisa menyebutkan dan menulis angka  dengan cara pengenalan konsep angka menggunakan media 3D yaitu Bantal angka yang terbuat dari kain flannel.
Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah harus
berupaya secara maksimal agar anak bisa menyebutkan dan menulis angka dengan benar dan tepat melalui metode bermain sambil belajar menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

            Kondisi yang Menjadi Latar Belakang Masalah adalah : 

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam mengenal dan menyebutkan angka dengan penulisan yang benar terlihat bahwa diantaranya:

  • Anak masih belum memahami betul tentang pengenalan angka
  • Anak sering mengobrol dengan temannya
  • Kurang tertarik dalam kegiatan menulis
  • Media pembelajaran yang kurang bervariasi
  • Kurangnya stimulus dari orangtua dirumah
  • Strategi guru yang kurang menarik minat dalam belajar anak
  • Anak menulis tergesa-gesa, kurang memperhatikan contoh

Praktek ini penting untuk di implementasikan karena : 

Kemampuan mengenal konsep angka pada anak sangat penting dilakukan agar anak dapat menulis angka tanpa terbalik.

  • Pada saat "menulis" terbalik-balik, anak-anak tersebut gagal menyinkronkan fungsi mental secara bersama-sama, yakni organisasi, memori, perhatian, keterampilan motorik, dan berbagai aspek kecakapan bahasa (Deuel, 1995).
  • Pendapat Santrock (2007:431), bahwa kesalahan "menulis" pada anak harus dianggap sebagai bagian alamiah dari perkembangan anak dan tidak seharusnya dikritik atau diteliti secara kaku. Apabila memiliki cukup kesempatan berkecimpung-latih dengan bahasa tulis, abilitas menulis anak akan meningkat sejalan dengan kemampuan bahasa dan kognitif anak yang meningkat pula.
  • Tulisan Hilmi (S12) dan Dhanik (S19) di atas menunjukkan bahwa bentuk terbalik cermin mungkin mengalami proses secara bertahap dan mungkin terjadi secara spontan. Wawancara informal dengan anak menunjukkan bahwa anak tidak menyadari munculnya bentuk keterbalikan tersebut. Hilmi menyatakan kesulitannya menulis, sementara Dhanik tidak menyadari bahwa angka 4 yang ditulisnya terbalik. Barulah setelah ditunjukkan, Dhanik mencermati bentuk yang disalinnya dan dapat menyadari keterbalikan bentuk. Meskipun demikian, anak tidak dapat memberikan alasan mengapa membuat bentuk terbalik.
  • Bentuk terbalik cermin mengacu pada bentuk huruf, angka, atau rangkaian huruf yang terbalik seperti pantulan benda di cermin. Keterbalikan tersebut dilihat dari sisi kiri atau kanan. Bentuk terbalik cermin terdiri dari dua kategori, yakni terbalik cermin intraleksem dan terbalik cermin interleksem (Oleh : Tadkiroatun Musfirohi)
  • Berpikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menuebutkan dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar (Nurani, 2019:52, Modul I Profesional KB2)

Peran dan tanggungjawab saya selaku guru adalah

  • Sebagai guru dapat memberikan stimulasi kepada anak dalam kemampuan anak menyusun huruf menjadi kata dengan menerapkan pembelajaran melalui kegiatan yang bentuk permainan. Penggunaan media pembelajaran tentunya sangat penting agar anak bisa mengenal konsep angka dengan tepat dan penulisannya juga benar seperti; Media Rumah Huruf. Merancang pembelajaran inovatif berbasis proyek dengan pola pendekatan saintific bermuatan STEAM.

  • TANTANGAN

Dalam melaksanakan PPL siklus 3 ada beberapa tantangan yang terjadi dalam
mencapai tujuan pembelajaran yaitu:

  • Untuk kegiatan apersepsi mengenai penjelaskan tema Tanaman Sayur dengan subtema Kubis guru menampilkan PPT sesuai dengan tema, dalam menampilkan video pembelajaran anak sangat enyoy dan senang karena anak memiliki pengalaman yang baru sebab jarang terjadi guru menunjukkan video pembelajaran kepada anak. Akan tetapi, guru masih terkendalanya sarana dan prasarana yang kurang memadai di Lembaga kami seperti tidak adanya LCD dalam menampilkan video pembelajaran, guru masih menggunakan Laptop

  • Pada kegiatan mengenal konsep angka 0-9, guru menunjukkan satu persatu angka 0 sampai 9 kepada anak. Anak dapat menjawab dengan benar dan tepat ketika guru menunjukkan angka 0-9, guru juga memberikan pengarahan kepada anak bahwa penulisan angka yang benar seperti apa agar anak tidak terbalik dalam menulis angka. Anak dipersilahkan satu persatu untuk menjawab dan guru menunjuk angka anak yang menjawab kemudian anak menulis angka menirukan anka dengan plastisin.  Dengan kegiatan ini, guru dapat melihat dan menilai kemampuan anak dalam mengenal angka menggunakan media Bantal Angka untuk memperkuat ingatan anak dalam mengenal penulisan yang benar.


  • https://youtu.be/Pu1pAYvmSZo

  • Terdapat murid dari kelas lain yang ingin masuk untuk mengikuti pembelajaran

Keterlibatan :

  • Anak didik sebagai subjek pembelajaran
  • Guru sebagai fasilitator dalam meningkatkan minat belajar anak
  • Teman sejawat untuk membantu dalam proses memvideo berlangsungnya PPL dan melakukan penilaian terhadap guru yang melakukan aktivitas pembelajaran
  • Kepala sekolah yang melakukan pengawasan
  •  
  • AKSI

Adapun Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang
dialami dalam PPL siklus 3 yaitu:

  • Menyusun perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, bahan ajar, RPP, LKPD dan instrumen penilaian
  • Membuat video pembelajaran inovatif dengan materi tentang sesuai tema
  • Membuat dan mempersiapkan media apersepsi sesuai dengan tema tanaman dengan subtema tanaman sayur kubis
  • Menyediakan laptop yang telah dipinjam untuk menunjang proses pembelajaran yang menyenangkan dan efektif
  • Mempersiapkan ruang main untuk kegiatan anak dalam penerapan kegiatan akan dikoordinasikan dengan semua elemen, baik itu kepala sekolah, orangtua peserta didik maupun rekan guru sejawat. Strategi yang digunakan adalah semua harus berperan aktif dalam mewujudkan pemnelajaran yang efektif dan efisien.
  • Memberikan pembelajaran yang berfariasi agar anak tidak mudah bosan seperti
    pembelajaran yang berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics (STEAM), Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Tantangan-tantangan yang dialami dalam kegiatan PPL siklus 3 dapat terselesaikan dengan baik karna melibatkan guru, dan anak didik serta untuk menyelesaikan tantangantantangan itu guru memerlukan sumber daya dalam pembelajaran antara lain materi-materi sesuai dengan pembelajaran, jaringan internet, laptop, video terkait materi pembelajaran dan media-media yang menarik sehingga meningkatkan minat anak  untuk belajar.

  • REFLEKSI DAMPAK

 

Dampak dari aksi PPL siklus 3 yang dilakukan hasilnya efektif karna anak lebih
termotivasi dengan adanya media kongkrit yang berbasis Saintifik, Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art,
dan Mathematics (STEAM) sehingga anak mudah memahami dan merasa senang karena
anak bebas melakukan kegiatan yang dia sukai hasilnya sangat efektif sekali. Dengan kegiatan ini anak mendapatkan pengalaman baru dari penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), sehingga anak memiliki ketrampilan berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

 

Faktor Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh penguasaan guru
terhadap materi, penggunaan media pembelajaran, metode dan langkah-langkah pada
rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang telah dibuat.

 

Keefektifan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah Kegiatan ini sangat efektif dilakukan dalam membantu anak untuk mengenal angka  karena kegiatan ini menjadi pusat perhatian anak untuk terus menggunakan Bantal Angka Dengan demikian anak-anak akan lebih sering memperhatikan.

 

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan
adalah seyogyanya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode dan media
pembelajaran yang semenarik untuk membuat proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.

 

  • RENCANA TINDAK LANJUT

 

Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan Setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran siklus satu dan siklus dua adalah pada tahapan Rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas dan bisa tercapai dan dengan mudah memahami, mengerti dari setiap materi yang disampaikan jadi dengan bantuan media dan sarana dan prasarana yang mendukung dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi selain itu juga melalui metode bermain sambil belajar membuat anak  lebih aktif dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

 

BEST PRACTICE PPL AKSI 4

 

RABU, 23 November 2022

 

  • SITUASI 
  • Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah 4 pada PPL adalah sebagai berikut :

 

Situasi yang menjadi latar belakang masalah pada PPL siklus  yaitu Anak belum mampu mengembangkan kemampuan fisik motoric halus melalui kegiatan menjahit anak kelompok B sehingga praktek ini sangat penting untuk dibagikan dengan harapan agar anak bisa mengembangkan koordinasi mata dan tangan  dengan cara mengembangakn fisik motoric halus menggunakan media 3D yaitu Menjahit Sepatu yang terbuat dari kain flannel. Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah harus
berupaya secara maksimal agar anak bisa mengemabngkan kemampuan menjahit melalui kegiatan menjahit melalui metode bermain sambil belajar menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

 

            Kondisi yang Menjadi Latar Belakang Masalah adalah : 

 

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik halus melalui menjahit terlihat bahwa diantaranya:

 

  • Strategi yang digunakan kurang menarik
  • Metode yang monoton
  • Kurangnya motivasi
  • Media yang diberikan kurang berfariatif
  • Kurangnya stimulasi dalam pengembangan motorik halus koordinasi mata dan tangan

 

Praktek ini penting untuk di implementasikan karena : 

 

Kemampuan mengembangkan kemampuan fisik motorik halus melalui menjahit.

 

  • Perkembangan motorik menurut Elizabeth B. Hurlock adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan pengendalian tersebut terbentuk dari kegiatan yang dilakukan berulang-ulang atau terus menerus diawali dengan gerakan refleks anak sejak baru lahir
  • Rosmala (2005:2) mengemukakan bahwa keterampilan motorik halus merupakan gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot halus seperti : menggambar, menggunting, dan melipat kertas. Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang menggunakan jari jemari, tangan dan gerakan pergelangan tangan dengan tepat.
  • Permendiknas No 137 Tahun 2014 tergambar dalam Standar Isi Tentang Tingkatan Pencapaian Perkembangan Anak sebagai berikut: a) membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran, b) menjiplak bentuk, c) mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit, d) melakukan gerakan manipulative untuk menghasilkan suatu bentuk dengan mengggunakan berbagai media, e) mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media dan f) mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras).
  • Cristianti (2014:4) yang menyatakan bahwa menjahit adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk anak usia dini sebagai upaya untuk mengembangkan keterampilan motorik halus.
  • Devianti (2013:139) yang menyatakan bahwa manfaat aktivitas menjahit antara lain adalah melatih kreativitas, mengasah kemampuan motorik halus, melatih ketelitian dan kesabaran anak, menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian anak, mengasah kerapian, serta membantu mengembangkan koordinasi antara mata dan tangan anak
  • Surianti (2012:1) juga menyatakan bahwa kegiatan menjahit mampu melatih kelenturan jari anak dalam menggunakan peralatan sekolah misalnya alat tulis.

 

Peran dan tanggungjawab saya selaku guru adalah

 

  • Sebagai guru dapat memberikan stimulasi kepada anak dalam mengembangkan kemmapuan fisik motoric halus dengan menerapkan pembelajaran melalui kegiatan yang bentuk permainan. Penggunaan media pembelajaran tentunya sangat penting agar anak bisa menjahit dengan tepat juga benar seperti; Media Menjahit Sepatu. Merancang pembelajaran inovatif berbasis proyek dengan pola pendekatan saintific bermuatan STEAM.

  • TANTANGAN

 

Dalam melaksanakan PPL siklus 4 ada beberapa tantangan yang terjadi dalam
mencapai tujuan pembelajaran yaitu:

 

  • Untuk kegiatan apersepsi mengenai penjelaskan tema Kebutuhanku dengan subtema sepatu guru menampilkan PPT sesuai dengan tema, dalam menampilkan video pembelajaran anak sangat enyoy dan senang karena anak memiliki pengalaman yang baru sebab jarang terjadi guru menunjukkan video pembelajaran kepada anak. Akan tetapi, guru masih terkendalanya sarana dan prasarana yang kurang memadai di Lembaga kami seperti tidak adanya LCD dalam menampilkan video pembelajaran, guru masih menggunakan Laptop.
  •  

  • Guru memberikan pertanyaan  dan penjelasan seputar 5W 1H kepada anak terkait dengan tema dan subtema yang dibahas hari ini. Anak menjawab pertanyaan dengan benar saat guru bertanya.


  • Pada aspek motorik halus anak melalui kegiatan menjahit sudah mulai terlihat anak antusias dalam menjahit karena ini merupakan kegiatan hal yang baru bagi anak menjahit 3 Dimensi karena biasanya anak hanya menjahit dengan lembar kerja/2D saja.


  • https://youtu.be/u4Bhk7n6bJY

  • Menjelaskan langkah-langkah yang benar dalam menjahit media dengan benar kepada anak-anak agar anak dapat melakukannya. Kegiatan ini dapat melatih koordinasi mata dan tangan, konsentarsi serta kesabaran anak dalam menjahit.


  • Terdapat murid dari kelas lain yang ingin masuk untuk mengikuti pembelajaran

 

Keterlibatan :

 

  • Anak didik sebagai subjek pembelajaran
  • Guru sebagai fasilitator dalam meningkatkan minat belajar anak
  • Teman sejawat untuk membantu dalam proses memvideo berlangsungnya PPL dan melakukan penilaian terhadap guru yang melakukan aktivitas pembelajaran
  • Kepala sekolah yang melakukan pengawasan

 

 

 

  • AKSI

 

Adapun Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang
dialami dalam PPL siklus 4 yaitu:

 

  • Menyusun perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, bahan ajar, RPP, LKPD dan instrumen penilaian
  • Membuat video pembelajaran inovatif dengan materi tentang sesuai tema
  • Membuat dan mempersiapkan media apersepsi sesuai dengan tema tanaman dengan subtema tanaman sayur kubis
  • Menyediakan laptop yang telah dipinjam untuk menunjang proses pembelajaran yang menyenangkan dan efektif
  • Mempersiapkan ruang main untuk kegiatan anak dalam penerapan kegiatan akan dikoordinasikan dengan semua elemen, baik itu kepala sekolah, orangtua peserta didik maupun rekan guru sejawat. Strategi yang digunakan adalah semua harus berperan aktif dalam mewujudkan pemnelajaran yang efektif dan efisien.
  • Memberikan pembelajaran yang berfariasi agar anak tidak mudah bosan seperti
    pembelajaran yang berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics (STEAM), Higher Order Thinking Skill (HOTS).

 

Tantangan-tantangan yang dialami dalam kegiatan PPL siklus 4 dapat terselesaikan dengan baik karna melibatkan guru, dan anak didik serta untuk menyelesaikan tantangantantangan itu guru memerlukan sumber daya dalam pembelajaran antara lain materi-materi sesuai dengan pembelajaran, jaringan internet, laptop, video terkait materi pembelajaran dan media-media yang menarik sehingga meningkatkan minat anak  untuk belajar.

 

 

 

  • REFLEKSI DAMPAK

 

Dampak dari aksi PPL siklus 3 yang dilakukan hasilnya efektif karna anak lebih
termotivasi dengan adanya media kongkrit yang berbasis Saintifik, Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art,
dan Mathematics (STEAM) sehingga anak mudah memahami dan merasa senang karena
anak bebas melakukan kegiatan yang dia sukai hasilnya sangat efektif sekali. Dengan kegiatan ini anak mendapatkan pengalaman baru dari penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), sehingga anak memiliki ketrampilan berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

 

 

Kepala sekolah dan teman sejawat memberikan respon yang baik untuk kegiatan pembelajaran yang guru lakukan, media pembelajaran yang digunakan  juga menarik minat belajar anak dalam menyelesaikan suatu masalah.

 

Media 3D ini tidak hanya digunakan di kelompok B saja namun dapat digunakan di kelompok A

 

Kegiatan ini sangat efektif dilakukan dalam membantu anak untuk mengembangkan kemampuan aspek fisik motorik halus. Karena anak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Terbukti dari 13 anak terdapat 3 anak yang tidak masuk karena ijin, 6 anak BSB dan 4 anak BSH.

 

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan
adalah seyogyanya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode dan media
pembelajaran yang semenarik untuk membuat proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.

 

  • RENCANA TINDAK LANJUT

 

Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan Setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran siklus satu dan siklus dua adalah pada tahapan Rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas dan bisa tercapai dan dengan mudah memahami, mengerti dari setiap materi yang disampaikan jadi dengan bantuan media dan sarana dan prasarana yang mendukung dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun