Kesempatan emas bagi Jenderal orang goa untuk mencapai gerbang digital dan menempelkan tangannya di dinding gerbang.
"Selamat datang, dalapan-sembilan-sembilan-dua-nol satu."
Suara standar mesin pembaca yang langsung dipotong Sang Jenderal.
"Satu-satu-nol-nol-satu-nol-nol-satu!"
"Akses diterima. Silahkan melewati gerbang."
Seperti air bah yang menabrak dinding karang, para prajurit kota berlari melintasi gerbang digital. Tanpa menunggu perintah.
Berondongan tembakan meruntuhkan satu per satu mereka yang berada di garis belakang pasukan. Akan halnya tubuh Sang Jenderal yang nanar menerima puluhan peluru yang diarah padanya.
Para penyerang bergerak cepat. Semakin mendekat dan jumlahnya semakin banyak. Dari semua sisi panggung, mereka muncul laksana kelelawar terbang melintasi malam.
Jenderal orang goa tetap berdiri di pintu gerbang digital memastikan semua anggota pasukannya melintas dengan selamat. Heru, pengawal setianya tetap bertahan menghadapi hujan peluru yang datang ke arahnya.
"Heru! Cepat kembali ke gerbang!"
Suara Sang Jenderal lantang memberi perintah.