Dari mereka ia belajar, bahwa dunia manusia adalah dunia yang sesungguhnya. Dunia yang jauh lebih indah dari semua khayalan digital di bawah rezim teknologi.
Dunia yang penuh konflik, tetapi juga memunculkan kasih. Dunia yang penuh tragedy, tetapi menemukan kedamaian dalam tragedy itu sendiri.
Dunia yang tidak pernah terpisah. Selalu satu. Selamanya menyatu.
Dari unsur tunggal, tidak mengubah dirinya menjadi beraneka, namun pulang kembali pada dirinya dalam jalan penuh warna, makna dan nama.
"Aku disini untuk mengakhirimu, dalapan-sembilan-sembilan-dua-nol satu!"
Lelaki berbaju seragam militer semakin mendekati Jenderal orang goa. Entah berapa jumlah peluru yang sudah dibenamkannya dalam tubuh Sang Jenderal.
Gelap. Kini tidak ada lagi pandangan di hadapan Sang Jenderal. Seluruh fungsi tubuhnya telah mati akibat hujaman peluru, meski tubuhnya tetap tegak berdiri di tempatnya.
Hanya berjarak tiga langkah dari tempat Sang Jenderal berdiri, tubuh laki-laki berseragam militer terbang bersamaan dengan bunyi ledakan besar dari atas panggung.
Booooooooommmm!!!!
Gempa meruntuhkan lorong sempit dimana pertempuran dahsyat itu terjadi. Gempa yang berasal dari ledakan dari atas panggung. Bahan peledak yang dipasang para prajurit goa bekerja dengan sempurna.