Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Lorosae | Bab 5 | Daun Pisang

15 Januari 2019   20:06 Diperbarui: 15 Januari 2019   20:29 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Iya iya."

Ratih dan teman-temannya kembali ke KCD.

Hari semakin terik. Keringat mengucur deras, seperti peribahasa "peluhnya menganak sungai". Tisu yang dibawa tak cukup menyeka keringat yang terus membanjiri wajah dan badan mereka. Gagang kacamata Ratih mulai terasa panas. Menyentuh kulit yang menutupi tulang baji. Lepas kacamata, pandangan tak jelas. Pakai kacamata, gagangnya terasa panas. Kulit Ratih mulai terasa perih. Mungkin ada yang lecet karena terlalu sering diusap menyeka keringat.

Masuk ke KCD, udara tiba-tiba menjadi sejuk. Semua melantai, sekedar memindahkan energi panas dari badan ke ubin keramik.

Tulilit tulilit.
Eh? Ada pesan masuk.

Terkirim. Bapak.

"Hoi! Ada sinyal!", Beli Gusti bersorak kegirangan.

Tepat pukul sebelas siang. Sontak semua berpencar, mengambil posisi mencari sinyal terkuat. Dipencetnya nomor ponsel, dikabari sanak keluarga di kampung halaman. Ada yang menelepon, ada yang sekadar berkirim pesan.

Di bawah tower jaringan seluler, terlihat Bang Jacky menelepon sambil menangis.

"Tadi makan pagi pakai daun pisang, hiks. Makan nasi sama mie instan, hiks. Ada sedikit abon ikan. Aku seperti orang miskin makan beralaskan daun pisang, hu.. hu.. hu.. "

Kang Arya cengar-cengir, asik merekam Bang Jacky yang menelepon sambil menangis di bawah tower. Oh, ternyata ini yang membuat Bang Jacky bermuram tadi pagi?
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun