Mohon tunggu...
rini ananing m
rini ananing m Mohon Tunggu... Penulis - 🌻

seribu jiwa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bara Tanpa Titik

18 Agustus 2022   01:50 Diperbarui: 18 Agustus 2022   01:54 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah menabur bunga mawar yang warnanya kemerahan..
Seletah matanya terpejam hingga aku tidak tau kapan lagi mata ini saling bertatapan..
Jika kekinian jarak  bukan lagi soal ukuran kilometer, pantas kah kita dipertemukan kembali oleh Tuhan..

Puluhan sesal membatu bersama asa menyatu
Getaran nafas tak bisa diatur..
Kini semesta telah menegur agar bercanda tidak harus penentu..

Bara telah pergi hingga baunya tak tercium..
Saat tidung maaf telah membahu menjadi desakan rasa baru..
Memesan takdir memang harus bersabar bersama konsistensi dalam debar..

Pikirku begini meski orang pikir begitu..
Jalan raya jadi saksi ketika patahan kaki menapaki..
Coba berhenti dan resapi detik yang terjadi..
Bara mohon jangan pergi lagi..

Kejadian yang masih sangat aku ingat 4 tahun silam itu saat menuliskan kisahmu di blog pribadiku 13 Februari 2016.

12:30 PM. 

Tepat waktu itu kami sepulang sekolah, sebut saja namanya Bara dia kekasih ku. 

Kami sudah berpacaran sejak di bangku SMP dan kami adalah salah satu Best Couple julukan dari semua teman-teman yang ada disekolah ku.

Kalau pun kita tidak satu sekolah Bara selalu punya 1001 cara agar dapat masuk kedalam sekolah dan duduk di dalam kelas ku. 

Obsesi nya hanya untuk sekedar meluangkan sejenak bertemu dengan ku bahkan saat bel masuk sekolah berbunyi.


Padahal Bara sudah dua kali mendapatkan peringatan untuk tidak mengendap masuk ke dalam lingkungan sekolah lain tanpa seizin satpam atau guru yang sedang piket saat itu.

Terbiasa dan tidak takut akan hal seperti itu lagi Bara memang pria yang sangat nekat.

Untuk kejadian diluar wajar seperti itu dia hanya tersenyum manis dan mengelus kepala ku saat aku marah kepadanya, begitulah sosok nya yang terlalu berani.


Saat ini aku sudah menunggu nya sekitar 15 menit lamanya, dia berjanji akan menjemput ku hari ini. 

Jarak sekolah kami memang tidak terlalu jauh. Aku sudah hampir bosan menunggu nya diam berdiri seorang diri di depan pintu gerbang sekolah. 

Entah aku selalu percaya ke kepada Bara walau harus menunggu 3 jam lamanya.

Doa ku terjawab, Bara pun datang..

Sesampainya dia hadapan ku Bara memasang wajah tampan nan polos nya dan sedikit menarik senyuman di wajah nya. Dengan polos serta menyebalkan dia berkata,

"Hehe.. Maaf sayang aku telat" ucap nya.

Aku hanya membalas nya dengan senyuman kecil, mood ku rusak Bara sudah terlanjur menyebalkan siang itu.

Tetapi tetap saja dia pandai menghibur dan merayuku kembali untuk bersamanya.

Kemudian kami pergi ke salah satu Cafe terdekat di Cisauk tepat disamping sekolah ku, entah Bara hanya ingin merayu ku kembali atas kejadian menyebal kan tadi, atau kita sekedar meredakan dahaga yang membakar tenggorokan ku akibat panas nya terik siang ini.

Bara memesan sedikit camilan siang itu dua Papeda spesial , Kensos, dan ice chocolate untuk ku, dan ice Coffee untuknya.

Kami berbincang sedikit siang itu, tapi Bara memang sedikit berbeda tidak bisanya Bara semurung hari ini.

Wajah nya memucat dan pandangannya pun kosong. Tidak seperti biasanya Bara semurung ini, aku yakin ada sesuatu terjadi padanya.

Saat itu kondisi nya sunyi dan tidak seperti biasanya, Bara juga tidak mengcheck Ponsel ku seperti biasa nya.

Kembali aku berusaha mencairkan situasi ini dengan sedikit cubitan kecil di hidung nya.

Dan aku bertanya.

"Sayang bagaimana cerita mu hari ini? " tanyaku.

Bara hanya menjawab pertanyaan ku dengan flat. 

Ya "Seperti biasanya, baik-baik saja sayang, berdiri di depan kelas karena tidak mengerjakan Tugas, dan berselisih dengan teman sekelas ku sampai dipanggil guru BP keruangan nya".

Aku hanya mengiyakan nya dan tersenyum kecil dari semua yang Bara ceritakan, mendengarkan nya dengan penuh rasa sebel sampai kapan kekasih ku akan seperti itu.

Waktu berjalan dengan begitu cepat nya, aku dan Bara segera untuk pulang kerumah.

Kami berdua pun segera menuju stasiun kereta, kami pulang berdua menggunakan kereta api, saat ini kereta sudah semakin habet tidak seperti kereta pada saat dahulu.

Ya rumah kami lumayan sangat jauh untuk jarak sampai ke sekolah.

Kami berdua pun harus menempuh perjalanan yang cukup panjang untuk sampai di stasiun Cisauk dari sekolah.

Sesampainya di stasiun aku dan Bara pun sejenak duduk saling bersender dan beristirahat. 

Jadwal tertulis 30 menit kreta nya akan tiba, ya kami berdua memang sudah terbiasa dengan hal ini walau harus kembali diuji untuk menunggu. 

Dan untuk pemberangkatan kereta comuterline dari stasiun Cisauk - Parungpanjang sekitar 15 menit saja untuk sampai ketujuan, memang waktu yang cukup singkat.

Bosen ku menunggu sambil meminum ice chocolate yang masih tersisa tadi, dan Bara pun menarik ku mengajak ku untuk mengikuti nya.

Aku hanya menuruti nya saja, ternyata Bara menarik ku untuk sedikit menghibur ku dikala waktu kami menunggu jadwal pemberangkatan kereta.

Untuk sejenak mengusir rasa suntuk dan rasa bosan ini. Kemudian Bara menarik tangan ku dan membawa ku berjalan ke bawah rel kereta, sambil bergandengan menelusuri jalan rel kreta sepanjang apapun itu kami berdua pun paham ini memang lelucon bodoh.

Tapi kalau hanya sejenak dan tetap berhati-hati menurut ku ini wajar "selama aku masih dengan nya, Itu kata hatiku".

Waktu terus berjalan sudah hampir 10 menit tak terasa bercanda manis dengan nya.

Panasnya terik saat itu kemudian seketika berubah, awan mulai menutupi matahari dan datang lah cuaca mendung meredup.

Aku terus berjalan dan Bara pun tak ada disamping ku, perasaan ku takut dan aku terus berteriak memanggil namanya.

"Bara sayang kamu dimana? " Terus ku memanggil namanya.

Aku sedikit bingung apakah ini bagian dari permainan tadi. Tapi entah, entahlah aku kemudian berbalik arah dan menuju kembali kestasiun waktu sisa ku menunggu mungkin sudah hampir habis.

Saat itu Bara memang benar-benar menyebalkan dan membuat ku merasa khawatir .

Tak ku dengar suara apapun saat itu, tak aku hiraukan apapun,terus aku berjalan.

Dan... tiba-tiba seseorang menarik ku dengan cepat dari sebelah kiri ku, dan terus berusaha untuk memelukku.

Tetapi naas itu sia-sia,

Seseorang yang berusaha melindungi ku ternyata habis setengah wajahnya dan tubuhnya terkikis oleh sambaran kereta comuterline yang melaju dengan kencang nya saat itu.

Seketika aku kaget melihat keadaan sekitarku, aku terbengong, dan menangis, tubuh ku gemetar dan mulutku tak bisa berkata-kata.

Seseorang yang langsung terjatuh pingsan dengan berlumuran darah itu dia adalah Bara Saputra kekasih ku.

Segera aku membopong nya dengan berlumuran darah yang ada di wajahnya dan diseluruh bagian tubuhnya tepatnya dibagian sebelah kanan yang tersambar kereta.

Saat itu aku benar-benar merasa kuat untuk menggendong nya dan tidak ada seseorang pun saat itu disepanjang jalan. Dan akupun menggendong nya.

Jauh sepanjang perjalanan aku berharap Tuhan mau memaafkan ku dan membiarkan Bara tetap diberi kesempatan untuk hidup.

Teringat darah yang mengalir deras nya dari tubuh Bara .

Tubuh ku melepas rasanya sudah hampir ingin pingsan. Tapi aku harus tetep kuat dan hampir tiba ku di perapatan jalan besar dan seorang bapak-bapak separuh baya melihat ku dengan keadaan sedang menggendong seseorang yang terluka parah di punggung ku .

Bapak itu tidak banyak bertanya kepada ku, dan langsung memberikan ku tumpangan yang saat itu aku hanya bisa menangis.

Tidak lama kemudian tiba lah kami di salah satu rumah sakit swasta ya ada di tangerang. Saat itu semua pembayaran administrasi ditanggung oleh bapak si penolong tadi, masih ku ingat bapak Toto namanya.

Kemudian Bara tersayang ku segera dilarikan ke Ruang UGD dan ditangani langsung dengan dokter.

Aku dan Bapak Toto hanya bisa menunggu nya di depan pintu Ruang UGD saja, sambil ku mencoba menghubungi kedua orang tua Bara .

Singkat cerita, Mamah dan Papah Bara langsung menuju Rumah Sakit semua alamat dan ruangan nya saat itu sudah aku beritahu melalui message kepada nya.

Tidak menunggu waktu lama kemudian Mamah dan Papah Bara pun tiba di Rumah Sakit, dari kejauhan ku dengar hentakan sepatu dengan bergegas menuju ke arah ruangan tepat Bara masih di tangani oleh dokter.

Tepat sekali baru saja Kedua Orang Tua Bara sampai didepan ruangan, dokter pun keluar dari ruangan untuk menjelaskan bagaimana kondisi Bara saat ini.

Sambil didampingi oleh dua orang suster saat itu dokter pun berkata. "Siapa keluarga atas nama saudara Bara Saputra?"

Langsung Kedua Orang Tua Bara menghadapi dokter dan siap untuk mendengarkan penjelasan bagaimana kondisi Bara saat ini.

Tante Rika (Mamah Bara) kemudian menangis dan seketika itu Tante Rika terjatuh pingsan.

Aku dan Bapak Toto yang duduk dengan gelisah disudut kursi antrean langsung berdiri dan menghampiri dokter, apa yang sedang terjadi dengan Tante Rika dan Bara disana.

Mencoba untuk lebih tenang diri ku tidak ingin berlebihan, saat dokter menatap ku dan berkata. "Mba yang membawa saudara Bara ya dengan waktu yang tepat." tanya dokter .

"Iya dok " jawab ku cepat.

"Awal nya kondisi Bara sudah bisa di selamatkan tetapi darah keluar terlalu banyak, dan Tuhan berkata lain," kata Dokter kembali berbicara dengan ku.

Rasanya tak dapat berkata lagi, aku menangis dengan begitu hebat nya dan memeluk Tante Rika yang saat itu sudah mulai tersedar kan.

Aku menangis dan meminta maaf kepada Tante Rika, sambil aku ciumi kedua tangan nya .

"Tante maafkan aku, Ini memang salah ku".

Tante Rika tidak menghiraukan kan aku, dia hanya membalas ucapan ku dengan pelukan erat. 

Begitu pun kepada Ayah Bara, ku datang menghampiri nya dan ku cium kedua tangan nya sambil aku berkata permohonan maaf ku kepada nya.

Tidak ada gunanya lagi jika aku terus menyesal atas perbuatan bodoh nya, ini semua mungkin sudah misteri sang pencinta yang telah tertulis rapih di dalam jalan kehidupan setiap insan.

Waktu pun terus berjalan, kembali kami semua di pulangkan kerumah duka tapi kecuali Pak Toto, beliau hanya membantu sampai di Rumah Sakit saja. Urusan biaya administrasi sudah di ganti Om Oji itu (Ayah Bara).

Perjalanan singkat pun tiba sekarang kami semua sudah sampai di rumah duka. Segera aku menghubungi keluarga ku, teman-teman ku dan teman-teman Bara pastinya.

Semua kerabat dan keluarga besar datang bergantian. Kami semua yang ada di sini ikut membantu dan memberikan doa serta sebagainya yang lain ikut membantu mempersiapkan pemakaman Bara.

Perjalanan singkat pun tiba sekarang kami semua sudah sampai di rumah duka. 

Segera aku menghubungi keluarga ku, teman-teman ku dan teman-teman Bara pastinya, semua kerabat dan keluarga besar datang bergantian. 

Kami semua yang ada di sini ikut membantu dan memberikan do'a serta sebagainya yang lain ikut membantu mempersiapkan pemakaman Bara.

Singkat cerita Pemakaman Bara pun berjalan dengan sakral dan khikmat. 

Kami semua berdo'a atas kepergian Bara. Semoga bara dapat di terima di sisi Nya dan di tempatkan dengan baik juga. Amin

Terimakasih sudah menyangi ku dan menjaga ku dengan begitu baik. Aku akan terus mencintaimu dan aku akan selalu menjadi kan mu sebagai pelengkap di dalam do'a ku, setia ku ini untuk mu, diriku masih menjaga hati untuk mu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun